Risiko, satu kata yang tidak pernah lepas dalam sejarah hidup manusia.
Manusia yang masih bernafas pasti tidak bisa lepas dari yang namanya risiko, baik risiko meninggal dunia (kalau yang ini sudah pasti, siapapun akan mengalaminya, hanya waktunya kapan saja yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya), risiko terkena penyakit kritis (ini bisa disebabkan oleh gaya hidup, pola hidup yang tidak sehat, faktor genetik/ keturunan maupun hal lainnya), risiko tertimpa kecelakaan (tidak hanya sikap ceroboh saja yang bisa membuat kita tertimpa musibah kecelakaan tapi terkadang kecerobohan orang lain juga dapat mengakibatkan kita yang terkena getahnya), atau risiko bisa juga berasal dari faktor alam yang tidak mungkin bisa dihindari, risiko jatuh sakit (kalau yang ini pasti semua orang pernah mengalaminya sejak dari bayi sampai dewasa), dan risiko lain lain dalam hidup.
Bisa dilihat bukan, kalau dalam hidup kita selalu dikelilingi oleh berbagai resiko, baik resiko besar maupun tidak. Pada saat kita memutuskan tidak membawa payung, kita menghadapi resiko kemungkinan kita akan kehujanan. Ini dapat kita sebut resiko tidak besar.
Namun apa yang terjadi jika anda mengalami situasi seperti ini. Bayangkan jika saat ini anda adalah seorang karyawan atau karyawati di sebuah perusahaan dan memiliki penghasilan untuk membiayai diri anda sendiri. Bagaimana jika anda jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit untuk waktu yang cukup lama dan perawatan medis yang mahal ?
Atau anda adalah kepala keluarga dari seorang istri dan dua anak usia sekolah yang saat ini bekerja untuk membiayai kehidupan keluarga anda. Apa yang terjadi jika anda didiagnosa oleh dokter kalau anda terkena kanker, atau penyakit kritis lainnya atau juga anda menderita cacat dan tidak dapat bekerja lagi untuk menghidupi keluarga anda ?
Ini merupakan beberapa contoh resiko besar. Dalam menghadapi setiap resiko, setiap orang memiliki cara yang berbeda beda. Ada beberapa cara pengelolaan resiko yang digunakan untuk mengendalikan tingkat resiko finansial yang dihadapi, yaitu :
- Menghindari Resiko. Ini merupakan cara yang paling mudah dilakukan adalah menghindari resiko sama sekali. Contoh, untuk menghindari resiko jatuh sakit, maka seseorang akan menjaga stamina tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, berolah raga secara teratur, dan tidak merokok serta tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
- Mengendalikan Resiko. Kita dapat berusaha mengendalikan resiko dengan mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah resiko dan mengurangi resiko tersebut. Contoh, untuk mengurangi resiko kecelakaan saat membawa kendaraan, maka seseorang akan memastikan bahwa kondisi ban, rem, kopling, dan mesin mobil / motor nya dalam keadaan baik, memakai sabuk pengaman, mengendarai dengan hati-hati, serta mematuhi rambu lalu lintas.
- Menerima Resiko. Secara sederhana menerima resiko sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab finansial atas resiko yang terjadi tersebut. Contoh, seseorang tidak mengasuransikan rumahnya terhadap resiko kebakaran, dan akan bersedia menanggung kerugian jika terjadi resiko kebakaran terhadap rumahnya.
- Mengalihkan Resiko. Apabila seseorang mengalihkan resiko ke pihak lain, maka ia mengalihkan tanggung jawab finansial atas resiko tersebut ke pihak lain, yang umumnya atas pemberian imbalan. Cara yang paling umum bagi seseorang, keluarga atau perusahaan untuk mengalihkan resiko adalah dengan membeli pertanggungan asuransi. Resiko kerugian finansial tersebut dialihkan ke perusahaan asuransi, dan apabila terjadi kerugian yang spesifik, perusahaan asuransi tersebut akan membayarkan sejumlah uang, asalkan perusahaan asuransi tersebut telah menerima sejumlah uang, yang disebut premi.
Dalam kehidupan terdapat beberapa fakta kehidupan, antara lain :
- Setiap orang PASTI akan meninggal, tetapi tidak pasti KAPAN terjadinya
- Meninggalnya pencari nafkah berakibat hilangnya sumber pendapatan bagi yang berkepentingan. Perlu JAMINAN untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi baru.
- Berkurangnya kemampuan berpenghasilan memerlukan JAMINAN keuangan di hari tua.
Bagi sebagian besar orang, kebutuhan dasar akan jaminan finansial merupakan hal yang umum. Namun kebutuhan tersebut berbeda untuk setiap orang dan kebutuhan finansial seseorang pun cenderung berubah dari waktu ke waktu.
Asuransi adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk membantu mereka dalam penyediaan jaminan finansial. Sebagian orang menyadari perlunya memiliki jaminan finansial dan membeli asuransi untuk mencukupinya. Tetapi ada juga sebagian lainnya yang tidak menyadari betapa perlu dan pentingnya asuransi.
Kemampuan seseorang untuk mencari penghasilan atau bekerja akan menurun seiring bertambahnya usia. Ketika seseorang sudah tidak mampu lagi bekerja dan memperolah penghasilan, ia butuh memiliki suatu jaminan finansial untuk menghadapi suatu situasi seperti ini dalam kehidupannya.
Dan ketika orang menderita cacat tetap total, misalnya akibat suatu kecelakaan, kondisi ini membuat dia tidak dapat lagi melakukan kegiatan sehari-hari seperti kita bekerja dan memiliki penghasilan. Begitu pula jika seseorang divonis terkena penyakit kritis sehingga dia tidak dapat bekerja lagi.
Trus bagaimana dengan nasib orang ini beserta anggota keluarga nya yang menggantungkan nasib kepadanya? Apalagi jika yang terkena sakit kritis maupun cacat tetap total ini adalah seorang kepala keluarga yang selama ini mencari nafkah.
Nah, disinilah pentingnya memiliki asuransi. Dengan memiliki asuransi, orang tersebut dapat menjalankan kehidupannya karena ia akan menerima manfaat asuransi yang dimilikinya untuk menggantikan penghasilan yang sudah tidak dapat lagi ia peroleh lantaran penyakit kritis maupun cacat tetap total yang dideritanya.