Saya sudah sering membahas situasi dan kondisi yang mengharuskan Anda memiliki dan membutuhkan perlindungan Asuransi Jiwa. Kini sebaliknya, saya mengajak Anda rekan-rekan sekalian untuk mengkaji beberapa situasi dimana anda bisa jadi tidak membutuhkan perlindungan Asuransi Jiwa sama sekali. Apa saja itu ?
1. Anda hidup seorang diri, dan berada di fase lanjut dalam hidup Anda
Sejumlah dari anda mungkin memutuskan (atau memang berada dalam suatu situasi) untuk hidup sendiri. Tidak berkeluarga dan tidak pula memiliki tanggungan anak atau pihak lain. Pada situasi ini sesungguhnya Anda tidak memiliki keharusan atau kebutuhan untuk memiliki perlindungan Asuransi Jiwa.
Namun ada masukan bagus dari seorang sahabat yang berasal dari Bali, khususnya bagi anda yang tinggal di Bali dan beragama Hindu, dimana menurutnya “agar tidak memberatkan sanak saudara maka ada baiknya punya polis asuransi untuk pelaksanaan upacara Ngaben setelah kita meninggal dunia”.
Hal ini menurut saya amatlah baik dan bertanggung jawab. Dan tentu ini bukan suatu hal umum, namun dapat kita terapkan bersama dengan ajukan satu pertanyaan kepada diri kita sendiri : “Apakah ada kemungkinan setelah saya meninggal dunia akan ada suatu biaya lain yang akan dikeluarkan oleh keluarga atau rekan kita ?”
Jika Anda hidup sendiri dan telah berada di suatu fase lanjut, misalkan mendekati usia 50 tahun. Maka semakin kecil kemungkinan Anda membutuhkan dan diharuskan untuk berasuransi. Mengapa ? Karena resiko Anda akan dinilai besar oleh pihak Asuransi Jiwa sehingga premi Anda bisa jadi akan amat mahal.
Dan pada umumnya di usia ini, 80% orang sudah mengalami penurunan kebugaran tubuh sehingga amat mungkin dikenakan ekstra premi karena resiko yang bertambah akibat adanya suatu penyakit atau penurunan kebugaran tubuh Anda. Jauh lebih baik jika Anda fokuskan dana yang anda miliki pada investasi dan pengelolaan aset sajat ketimbang berasuransi.
2. Anda tidak memiliki tanggungan seorang pun dalam hidup Anda
Mirip dengan poin di atas, disini yang ditekankan adalah keberadaan tanggungan. Ada pihak yang memang memutuskan hidup sendiri, tidak berkeluarga, namun merasa dirinya mampu dan ingin berarti bagi orang lain. Misalnya anda memiliki 12 keponakan dan anak angkat yang anda hidupi dan biayai pendidikannya.
Tentu ini yang dimaksud tanggungan dan tentu diharapkan penanggungan itu tidak akan berakhir saat si penanggung meninggal dunia, bukan? Maka jika anda termasuk pihak yang seperti ini, tentunya anda masih perlu memiliki suatu perlindungan Asuransi Jiwa. Namun jika tidak ada yang ditanggung sama sekali maka tentu tidak ada keharusan dan kebutuhan untuk memiliki perlindungan Asuransi Jiwa.
3. Anda tidak memiliki venture, kewajiban finansial, maupun keterkaitan dengan pihak manapun
Jika anda tidak memiliki usaha yang bermitra dengan pihak lain, tidak memiliki rencana masa depan (estate planning) serta tidak memiliki keterkaitan dengan pihak manapun dalam konteks finansial, maka Anda termasuk mereka yang tidak memerlukan perlindungan Asuransi Jiwa.
Sebagai ilustrasi, seorang perancang busana dan seniman terkenal, hidup sendiri sepanjang hayatnya. Namun ia mengelola suatu lembaga amal dan menjadi penyandang dana utama yang menanggung 80% dari biaya operasional lembaga tersebut. Ada puluhan anak terlantar, orang jompo, dan anak asuh yang disantuni dan ditanggung biaya hidupnya oleh lembaga amal tersebut. Lalu ia juga memiliki suatu rumah yang dijadikan museum batik koleksinya. Museum ini demikian terkenal bahkan dijadikan obyek wisata budaya. Ia menjadi ketua dewan pengelola dan penyandang dana dari museum tersebut.
Lalu ia juga memiliki galeri, rumah batik, pusat kerajinan dan aneka perusahaan yang terkait dengan bidang yang digelutinya, baik sebagai penasehat, pemegang saham maupun pengurus. Tentu tidak mudah untuk “pergi” begitu saja sekalipun ia meninggal dunia. Harus dipikirkan kelangsungan dari aneka keterkaitan usaha yang dirintisnya sejak hidup dan itu berarti dia membutuhkan (bahkan mungkin harus memiliki) perlindungan Asuransi Jiwa.
4. Anda amat sangat kaya dan memiliki harta simpanan yang jauh melampaui nilai polis yang akan Anda beli
Berapa normalnya Anda nilai dari polis Asuransi Jiwa yang akan Anda beli ? Rp 1 milyar mungkin ? Atau Rp 5 milyar ? Berapapun itu, hendaknya sebelum membeli polis asuransi cek dulu rekening bank anda atau daftar surat berharga yang anda miliki yang relatif likuid dan aman karena masuk skema lindung nilai (value hedging).
Jika dana likuid yang Anda miliki saat ini bahkan lebih besar dari nilai perlindungan Asuransi yang akan Anda beli, sementara proyeksi masa depan atas jatuh tempo polis masih jauh, lebih baik anda abaikan saja untuk membeli asuransi jiwa.
Misalkan Anda ditawari dan tertarik untuk membeli polis asuransi jiwa dengan pertanggungan Rp 1 Milyar sampai dengan usia anda 100 tahun. Jika Anda meninggal dalam periode tersebut ahli waris Anda akan memperoleh manfaat tunai sebesar Rp 1 Milyar, namun jika dalam periode tersebut Anda baik-baik saja maka di usia 101 tahun, anda akan memperoleh pengembalian hasil investasi yang brasal dari akumulasi premi yang anda bayarkan selama ini.
Tentunya setelah itu, polis anda langsung ditutup dan perlindungan anda berakhir karena asuransi anda hanya mengcover sampai dengan anda berusia 100 tahun saja. Jika anda yakin kalau anda bisa hidup sampai melebihi usia 100 tahun, maka silahkan abaikan asuransi jiwa. Anda tidak memerlukannya sama sekali sama seperti mereka yang di bawah ini. Mereka semua tidak membutuhkan asuransi jiwa sama sekali karena mereka abadi alias tidak bisa mati.
5. Anda dijamin, ditanggung dan dibawah pengawasan pihak lain untuk sepanjang hidup Anda
Jika Anda termasuk keluarga yang sangat kaya, mungkin orang tua Anda mewariskan uang yang banyak untuk biaya Anda secara progresif sampai 50 tahun ke depan, atau Anda ditanggung oleh suatu pihak seumur hidup Anda. Maka jauh-jauh lah dari pikiran untuk membeli Asuransi Jiwa karena hanya akan membuang uang anda saja karena manfaat asuransi jiwa yang akan anda peroleh tentu jauh di bawah uang jajan Anda.
Anda Tidak Butuh Asuransi Jiwa Apabila Anda memenuhi salah satu kondisi dan situasi di atas.