Ketika seorang suami meninggal dunia, siapa yang akan menanggung hutang hutangnya? Apakah begitu suami meninggal dunia, otomatis hutang nya lunas? Siapa bilang? Tentunya hutang tersebut akan diwariskan, yaitu ke pasangannya atau istrinya atau bisa juga ke anak anaknya.
Hal ini juga berlaku jika yang meninggal adalah sang istri, maka hutang hutang dari almarhum istri akan otomatis menjadi tanggungan dari si suami atau bisa juga diwariskan ke anak anak nya.
Kasihan ya jika anak anak nya masih kecil kecil dan belum tahu apa apa soal uang, tahu tahu langsung diwariskan hutang orang tuanya yang seabrek. Bukannya mewariskan harta atau aset untuk anak anak, ini malah meninggalkan dan mewariskan hutang.
Jika saat ini Anda sedang punya hutang yang banyak, tidak perlu stress. Anda dapat mencegah supaya hutang Anda tidak diwariskan ke istri atau anak dengan membeli asuransi jiwa Allianz. produk utama dari asuransi jiwa di Allianz adalah asuransi Tapro Allianz.
Apabila Anda sekarang sudah menyadari kalau hutang Anda saat ini jumlahnya lumayan besar dan Anda juga tidak bisa menebak kapan ajal bakal menjemput, maka membeli asuransi jiwa Allianz mulai dari sekarang adalah tindakan yang paling tepat.
Jika saat ini Anda adalah seorang istri yang memiliki suami yang sedang berhutang, atau Anda adalah seorang suami yang memiliki istri yang sedang berhutang, segera daftarkan pasangan Anda untuk membeli asuransi jiwa Allianz.
Tidak perlu menambahkan manfaat rawat inap rumah sakit maupun manfaat perlindungan penyakit kritis, cukup manfaat proteksi jiwa/meninggal dunia saja agar premi nya juga tidak terlalu mahal karena hanya memiliki 1 manfaat. Karena yang Anda perlukan hanya supaya hutang dari pasangan Anda tidak diwariskan kepada diri Anda maupun anak anak Anda toh?
Uang santunan asuransi jiwa Allianz yang akan Anda terima setelah pasangan Anda meninggal dunia dapat Anda manfaatkan untuk membayar hutang mereka ketika mereka telah tiada. Jadi hutang hutang yang mereka tinggalkan di dunia ini tidak sampai Anda maupun anak anak Anda yang harus menanggungnya.
Menjalani kehidupan rumah tangga dengan segunung kebutuhan akan cukup dengan bekerja. Usaha mencari uang untuk ditukarkan dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Namun pada kenyataannya, bekerja tidaklah cukup. Kita masih harus berhutang ekonomi sana kemari. Bahkan ketika suami meninggal, istri yang akan menanggung hutang-hutangnya.
Hutang suami dan istri tidak harus jadi satu. Istri memiliki hutang sendiri, begitu juga dengan si suami. Entah diperoleh dari mana, yang penting kebutuhan terpenuhi. Sebenarnya berhutang ini bukan untuk foya-foya jika dalam kasus hutang suami dan hutang istri.
Berhutang memang sudah mendesak karena kebutuhan mendadak yang menghampiri. Kebutuhan mendesak yang bukan hanya datang satu saja, melainkan banyak jenisnya. Beberapa diantaranya adalah kebutuhan biaya sekolah anak, tiba-tiba tetangga atau saudara hajatan, anak sakit, atau yang lainnya.
Sebenarnya simpanan uang untuk kebutuhan mendadak sudah ada. Namun tetap saja masih kurang. Inilah esensi manusia hidup. Selalu kurang cukup dan membutuhkan orang lain. Apalagi di saat tanggal gajian belum datang, panen belum datang, atau sumber penghasilan lainnya yang belum dipegang.
Hutang bisa saja bersumber dari manapun. Bisa saja dari tetangga, saudara, pinjaman dari kantor atau tempat bekerja, dari bank atau instansi peminjaman hutang, dan lain-lain. Besarnya hutang pun sesuai dengan kebutuhan kita. Itu pun terkadang kita masih berat untuk meminjamnya, karena harus ada syarat tenggang waktu, administrasi jika meminjam dari bank, atau lainnya.
Hal tersebut sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang yang berhutang, jadi harus dipenuhi sebagai resiko. Kewajiban mengembalikan hutang atau mencicilnya adalah keharusan. Sekali molor atau menunggak, maka akan sangat berat untuk mencicilnya.
Hutang pun akan bertumpuk. Untuk itulah walaupun yang berhutang adalah suami, maka yang mencicilnya bukan hanya beban suami saja, melainkan juga istri.
Ketika suami meninggal, istri yang akan menanggung hutang-hutangnya sampai lunas. Memang istri tidak kerja, hanya mengurus anak saja di rumah sebagai ibu rumah tangga. Tetapi istri juga bisa membantu mencicil pembayaran hutang suami dengan berhemat.
Uang istri didapatkan dari suami, namun istri harus bisa menggunakannya dengan baik. Apalagi ketika suami meninggal, istri yang akan menanggung hutang-hutangnya. Sudah pasti, karena orang terdekat atau keluarga terdekat adalah istri. Suami pun akan tenang dalam tidur panjangnya.
Ketika suami meninggal, istri yang akan menanggung hutang-hutangnya adalah kewajiban istri. Hutang suami harus dibayar sampai lunas. Istri memiliki tugas baru yang tidak kalah berat. Mengurus rumah tangga sudah menjadi tugas yang sangat berat.
Kini harus ditambah lagi tugasnya sebagai pengganti suami, yakni bekerja. Mencari uang untuk menghidupi anak-anak serta melunasi hutang suami. Tidak mudah bagi seorang wanita yang merangkap sebagai istri dan juga kepala keluarga.
Bukan keinginan seorang istri kehilangan suaminya. Namun maut tidak bisa ditunda dan bisa datang kapan saja. Kehilangan suami meninggalkan kesedihan yang mendalam, kehidupan akan berubah 360°. Bukan hal mudah, namun harus dijalani.
Membesarkan anak seorang diri dan harus kuat. Apalagi suami masih meninggalkan hutang. Alhasil ketika suami meninggal, istri yang akan menanggung hutang-hutangnya sampai lunas.
Hutang harus segera dilunasi. Jika tidak, maka akan menambah beban kehidupan. Sebisa mungkin istri bekerja atau menjual aset peninggalan suami untuk menutupi hutang. Tidak perlu memikirkan warisan untuk anak dari aset peninggalan suami, karena justru akan membuat anak-anak menderita di masa depan. Ini berarti orangtua telah gagal membahagiakan anak. Menjual aset peninggalan suami untuk menutup hutang.
Kalau masih ada sisa, masih bisa ditabung untuk kebutuhan anak-anak. Kalau masih belum cukup, istri bisa bekerja untuk memenuhi kekurangan biaya untuk melunasi hutang. Sebisa mungkin harus segera dilunasi agar nyaman dan tenang menjalani kehidupan baru bersama anak-anak.
Sudah menjadi keharusan ketika suami meninggal, istri yang akan menanggung hutang-hutangnya. Berapa pun hutang suami adalah tanggungan istri. Inilah kehidupan yang sebenarnya. Banyak tantangan dan cobaan yang harus dihadapi. Wanita harus kuat sebagai ibu sekaligus bapak bagi anak-anaknya.
Oleh sebab itulah diperlukan asuransi jiwa Tapro Allianz agar hutang hutang dari suami tidak diwariskan ke istri.
Belilah asuransi jiwa Allianz dengan uang santunan meninggal dunia yang nominalnya lebih besar daripada keseluruhan hutang dari suami Anda sehingga uang santunan ini nantinya cukup untuk membayar seluruh hutang almarhum suami hingga lunas dan masih ada sisa lagi untuk mencukupi kebutuhan sehari hari Anda bersama anak.
Jika pasangan Anda saat ini memiliki hutang yang lumayan besar, belilah asuransi jiwa Allianz untuk pasangan Anda. Atau jika Anda adalah seorang suami yang memiliki hutang yang banyak, atau seorang istri yang memiliki hutang yang besar, sadar diri lah, dan segera beli asuransi jiwa untuk diri Anda sendiri.
Jangan sampai ketika Anda tiba tiba meninggal, hutang hutang Anda yang bejibun dilimpahkan semuanya untuk pasangan dan anak anak Anda. Meninggal juga tidak tenang jika keadaan nya seperti itu.
Dengan memiliki asuransi jiwa Allianz, kewajiban Anda hanya membayar premi setiap bulan. Ketika meninggal dunia, hutang Anda akan dilunasi dengan uang santunan meninggal dari asuransi jiwa Allianz yang Anda miliki. Yang namanya kematian tidak bisa diterka dan ditebak kapan datangnya, tetapi yang namanya asuransi jiwa itu bisa Anda rencanakan kapan Anda mau mendaftar nya.