Mau pilih hari tua senang atau menderita? Semua pilihan berada di tangan kita masing masing. Di suatu lorong rumah sakit milik pemerintah, seorang nenek terduduk lemah menunggu antrian untuk melakukan pengobatan rutin, karena menderita batuk yang tidak kunjung sembuh. Dengan ditemani oleh cucunya, sesekali ia bertanya untuk mengetahui kapan gilirannya.
Diusianya yang ke 57 tahun ini, ia masih bekerja dengan menjajakan gorengan, namun masih belum cukup menutupi biaya sehari-harinya. Tinggal di rumah bersama dengan seorang anak dan menantu, serta dua orang cucunya di rumah susun milik pemerintah, membuat sang nenek itu secara finansial tergantung walaupun tidak sepenuhnya kepada anak-anaknya.
Bukanlah sesuatu yang tabu untuk kultur asia, karena memang anak-anak harus berbakti kepada orangtua. Hanya saja, belakangan ini, sakit batuknya semakin parah, sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Sudah seminggu ia terbaring lemah di rumah sakit, tak kunjung membaik, terbaring di bangsal bersama dengan penderita rumah sakit yang lainnya juga.
Sementara itu, ada seorang kakek tetap harus pergi ke pasar di pagi hari, untuk membeli buah-buahan di pasar induk, agar dapat dikelola dan dijual di siang hari di gerobak buah sampai sore hari.Dengan penghasilan seadanya, sang kakek menjalani usia senjanya dengan tetap bekerja fisik.
Tanpa tabungan yang memadai, dan tanpa cadangan dana kesehatan. Ataupun, seandainya sang kakek harus dirawat di rumah sakit, tentunya ia sudah tidak memiliki uang lagi, karena memang penghasilannya hanya diperoleh dari pekerjaan sehari-harinya yaitu menjual buah-buahan saja.
Di lain pihak, seorang kakek di temani istri dan cucunya, sedang menikmati suatu sore dengan bertamasya di sebuah taman. Terlihat keceriaan di wajah mereka, karena saat ini, sang kakek sedang tidak memikirkan apakah yang akan mereka makan keesokan hari, ataupun bagaimana kalau seandainya mereka sakit nanti….
Memang, ironis sekali kedua kisah di atas. Kisah pertama yaitu si nenek yang berada di rumah sakit dan kakek yang berjualan buah buahan masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya di usia senja bahkan mengharapkan / tergantung kepada orang lain, sedangkan kisah kedua menceritakan tentang kakek dan nenek yang telah dengan bijak dan disiplin melakukan persiapan untuk menyongsong usia tua nya.
Dia tidak memikirkan tentang apa yang akan terjadi esok dan tetap bisa bermain dengan ceria bersama cucunya karena dia telah memiliki asuransi jiwa tapro Allianz.
Di usia produktif kita, seharusnya merupakan saat yang tepat di mana kita mempersiapkan masa pensiun kita, misalkan dengan memeblei polis asuransi jiwa tapro Allianz, karena jika kita tidak mempersiapkan dengan baik masa pensiun kita, mungkin saja nantinya kita akan menghadapi masa pensiun dengan harus tetap bekerja “keras” atau “tergantung” kepada orang lain, yang tidak lain dan tidak bukan adalah anak-anak kita sendiri…
Jadi, mari kita siapkan dana pensiun kita sekarang dengan gaya hidup sehat dan disiplin serta bekalilah diri anda dengan memiliki asuransi jiwa tapro allianz.