Masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan meninggalnya seorang penyanyi berbakat, juara dari Indonesian Idol 2, Mike Mohede yang terjadi secara tiba tiba dan mengejutkan. Pamit sebentar untuk tidur siang, tidak tahunya merupakan tidur panjang yang membuat Mike tidak bangun lagi untuk selamanya lamanya.
Penyakit apa gerangan yang menyebabkan kematian dari penyanyi bersuara emas ini yang juga sering menyanyikan lagu lagu rohani? Mari Simak beritanya di bawah ini.
JAKARTA, KOMPAS.com -Tak ada yang menyangka penyanyi Mike Mohede (32) pergi begitu cepat. Usianya masih muda dan terlihat sehat. Mike disebut terkena serangan jantung dan sudah meninggal saat dibawa ke rumah sakit.
Awalnya Mike pamit untuk tidur siang. Namun, saat ingin dibangunkan, Mike sudah tak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal dunia.
Ada berbagai kemungkinan seseorang di usia muda meninggal secara mendadak. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Yoga Yuniadi mengatakan, salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kematian mendadak adalah sindrom brugada.
Sindrom brugada merupakan tidak normalnya sistem listrik jantungsehinggga terjadi kelainan irama jantung.
“Itu (sindrom brugada) terjadi karena kelainan pertukaran ion di dalam sel jantung, kan di jantung listriknya menjadi aktif berjalan karena pertukaran ion. Kalau ada gangguan pada pertukaran ion, khususnya natrium, bisa terjadi kelainan brugada,” jelas Yoga saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/8/2016).
Yoga mengungkapkan, gangguan irama jantung pada sindrom brugada bisa berakibat fatal, yaitu ventrikel fibrilasi. Jika gangguan iramajantung ventrikel fibrilasi berlangsung selama 30 detik, bisa terjadi kematian mendadak.
Jika dilihat melalui rekaman EKG, irama jantung ternyata tidak teratur. Sindrom brugada ini sering menyerang ketika tidur.
“Khasnya sindrom brugada ini banyak serangan aritmia (gangguan irama jantung) yang terjadi ketika tidur,” lanjut Yoga.
Dokter dari RS jantung Harapan Kita ini menjelaskan, saat tidur denyutjantung seseorang kan menjadi lambat. Saat berdenyut lambat itulah bisa muncul denyut jantung yang prematur sehingga mengganggu irama jantung.
“Denyut prematur mencetuskan kelainan irama. Gejalanya berdebar cepat dan pingsan,” kata Yoga.
Yoga mengatakan, sindrom brugada ini bisa terjadi pada usia muda, umumnya laki-laki. Faktor risiko brugada sejauh ini diduga karena genetik atau ada riwayat keluarga yang pernah mengalami kematian mendadak di usia muda.
Selain sindrom brugada, serangan jantung saat tidur juga bisa terjadi. Serangan jantung karena tersumbatnya pembuluh darah koroner kini mulai banyak ditemui pada usia muda.
Yoga mengingatkan, jika memiliki riwayat keluarga meninggal karena serangan jantung di usia muda, rajinlah cek kesehatan. Hindari juga faktor risiko terjadinya serangan jantung dengan menjaga pola makan sehat, rajin olahraga, dan tidak merokok.
Jakarta– Penyanyi bersuara merdu Mike Mohede menghembuskan nafas terakhir di usia 32 tahun pada Minggu (31/7) malam. Pria bernama lengkap Michael Prabawa Mohede ini meninggal akibat serangan jantung.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Ismoyo Sunu, kematian mendadak tanpa didahului gejala atau keluhan yang khas, seperti yang dialami Mike Mohede, biasanya karena dua masalah jantung, yaitu sindrom brugada (brugada syndrome) dan serangan jantung koroner.
Sindrom Brugada adalah ketidaknormalan sistem listrik jantung yang mengakibatkan gangguan irama jantung (aritmia), yang membahayakan jiwa. Penyakit ini biasanya karena genetik atau bawaan sejak lahir.
“Penyakit ini mengancam jiwa, karena datangnya tiba-tiba, tidak ada gejala, dan tanpa sadar meninggal. Biasanya karena genetik atau bawaan lahir,” kata Ismoyo kepada SP di Jakarta, Senin (1/8).
Ismoyo mengatakan, sebanyak 0-3 persen hingga 0,5 persen dari penduduk ASEAN menderita brugada sindrom tipe 1, dan 2,23 persen untuk tipe 2. Sedangkan di Indonesia belum ada data khusus. Laki-laki lebih berisiko 8 hingga 10 kali lipat dibanding wanita. Penyakit ini dikaitkan dengan hormon testoteron pada laki-laki. Semakin tinggi testoteronnya, semakin tinggi pula risiko meninggal akibat brugada sindrom. Mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat brugada sindrom juga berisiko tinggi.
“Penyakit brugada sindrom sudah ada sejak lahir, tetapi tidak menyebabkan kematian. Risiko meninggal makin tinggi seiring hormon testoteronnya juga tinggi. Mengapa kaitannya dengan testoteron, masih dalam penelitian,” katanya.
Burgada sindrom bisa dideteksi sejak anak-anak, dan hanya dokter yang bisa melihatnya melalui pemeriksaan Elektrokardiogram atau EKG. Bila terdiagnosa brugada sindrom, pengobatannya dengan memasang alat Implantable Cardiac Defibrillator (ICD).
ICD adalah perangkat elektronik kecil yang dipasang di dalam dada untuk mencegah terjadinya kematian jantung mendadak. Cara kerja ICD mirip dengan alat pacu jantung. ICD mampu memantau dan akan memberikan shocks ke jantung apabila tiba-tiba berhenti, dan mengembalikan irama jantung ke kondisi normal. Ketika irama jantung terdeteksi dengan sangat cepat, kejutan listrik secara otomatis akan diberikan ke otot jantung sehingga kembali normal.
Gejala-gejala yang bisa dilihat, seperti pernah pingsan dan jantung berdebar. Tetapi umumnya pasien tidak mengetahui itu gejala brugada sindrom, sehingga tidak ditindaklanjuti. Bila pasien pernah tidak sadarkan diri dan jantung berdebar, maka layak untuk mendapatkan terapi ICD.
“Pasien termuda yang meninggal akibat brugada sindrom biasanya berusia 18-20 tahunan. Pemasangan ICD dimaksudkan untuk mencegah kematian dini,” kata Ismoyo.
Selain brugada sindrom, serangan jantung koroner juga menyebabkan kematian mendadak pada usia muda. Serangan itu terjadi karena terjadi sumbatan pada pembuluh darah koroner. Penyakit ini menyerang usia lebih muda karena gaya hidup.
Di RS Jantung Harapan Kita, pasien berusia 30 tahun sudah menjalani operasi bypass, yaitu prosedur membuat rute baru bypass untuk aliran oksigen dari darah ke jantung. Ada pula pasien berusia lebih muda, yaitu 25 tahun, akibat radang pada pembuluh darah jantung.
Hipertensi, kolesterol tinggi, kegemukan, atau obesitas berisiko tinggi terjadinya serangan jantung. Ini dipicu oleh gaya hidup, seperti merokok, minuman alkohol, kelebihan gula dan garam, tidak berolahraga, stres, dan kurang istrahat. Pencegahannya dengan cara kenali dan kendalikan faktor risiko tersebut.
Ajal datang secara tiba tiba, tidak ada seorang pun yang dapat meramal dan menduga. 1 hal yang pasti adalah semua orang pasti suatu saat pasti akan meninggal, hanya waktunya yang berbeda beda dan kita tidak pernah tahu. Selagi masih hidup, kita diberi kesempatan untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar di saat kita telah tiada, kita tidak membuat orang orang yang kita cintai menjadi sengsara tanpa kehadiran kita di sisi mereka. Apakah anda sudah memiliki asuransi jiwa dari Allianz sekarang ini?