Kesehatan merupakan salah satu risiko yang harus diharapi manusia dalam hidupnya. Sebab penyakit yang menghampiri kita terkadang datangnya tidak diduga-duga. Industri asuransi pun sudah memberikan solusi dengan mengeluarkan produk asuransi kesehatan dan Asuransi jiwa. Dengan demikian, masyarakat dapat membeli produk asuransi dan mengalihkan risiko pembiayaan untuk pengobatan kepada perusahaan asuransi. Apalagi saat ini biaya pengobatan sudah sangat mahal.
Sudah banyak pengalaman masyarakat atau nasabah asuransi yang memanfaatkan produk asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Mereka membeli produk tersebut ketika masih sehat dan merasakan betapa ringannya ketika datang suatu penyakit dapat melakukan pengobatan.
Biaya pengobatan ditanggung perusahaan asuransi walaupun tergantung dari perjanjian awal, namun sangat meringankan nasabah. Jadi, kesulitan nasabah ketika terkena penyakit dapat teratasi, meskipun kondisi terkena penyakit tidak diinginkan oleh mereka. Tetapi sebagai risiko dalam kehidupan hal itu harus tetap diantisipasi.
Sebut saja mantan presiden RI ketiga, Bachruddin Jusuf Habibie, juga sudah sadar asuransi sejak masih dalam usia kerja atau masa mudanya. Pria kelahiran Pare-pare,Sulawesi pada 25 Juni 1936 ini sudah membeli produk asuransi sejak masih muda.
Masa mudanya yang dihabiskan di Jerman, dengan budaya setempat yang sudah sangat sadar asuransi memungkinkan hal tersebut. Produk asuransi tidak hanya untuk Habibie dan Hasri Ainun yang dinikahi pada 12 mei 1961 tetapi juga untuk kedua anaknya, Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Pembayaran premi pun masih tetap dilakukan sampai sekarang. Bahkan untuk kelima cucunya sudah ada produk asuransi yang melindunginya.
Pengalaman yang tidak terlupakan oleh lulusan Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Aachen yang merupakan putera pasangan Alwi Abdul Djalil Habibie dan RA Tuti Marini ini, ketika sang isteri melakukan pengobatan di Jerman. Ibu Ainun terkena radang paru-paru sehingga menggaggu system kekebalan tubuhnya. Sel darah putihnya seperti tidak berfungsi.
Penyakit ini mirip leukemia. Tetapi mungkin lebih spesifik lagi. Untuk itu Ainun tidak diperkenankan berada pada lingkungan yang berudara kotor atau berdebu dan lembab. Kondisi ini yang menyebabkan Habibie pasca turun dari kursi kepresidenan lebih banyak menghabiskan waktunya di Jerman.
“Pengobatan dan perawatan Ibu Ainun ditanggung asuransi. Mereka memberikan perawatan terbaik, dokter terbaik, alat-alat lengkap dan canggih,” katanya yang dikutip dari Bumiputera News edisi 12-XXVIII.
Menurut mantan Menristek/Kepala BPPT selama 20 tahun ini, dirinya akan sering bolak-balik ke Jerman. Selain memiliki rumah di Jerman juga untuk memanfaatkan fasilitas asuransi di sana. “Di Jerman pelayanan medis serba lengkap, kualitas hidup terjaga dan udaranya tidak berpolusi,” jelas peraih geloar doctor konstruksi pesawat terbang dan pernah bekerja di perusahaan pesawat terbang MBB Gmbh Jerman ini.
Mungkin karena sudah ditanggung oleh pihak asuransi maka BJ. Habibie tidak memanfaatkan dana negara ketika melakukan pengobatan untuk isterinya. Walaupun hal ini dapat dilakukan dirinya sebagai mantan presiden. Namun karena sudah dipersiapkan sejak awal dengan produk asuransi maka hal tersebut lebih mudah penanganannya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh desainer kondang, Itang Yunaz. Meskipun baru enam bulan membeli produk asuransi kesehatan, dirinya sudah dapat memanfaatkan layanan medis. Hal ini karena Itang Yunaz membeli produk asuransi Allianz dengan program perlindungan personal accident, kesehatan dan jiwa. “Setelah enam bulan membeli produk asuransi, saya dideteksi terkena penyakit jantung coroner,” katanya kepada Media Asuransi.
Dengan produk tersebut, Itang menjalani operasi di Rumah Sakit Cinere. Saat itu, dilakukan pembedahan di dadanya dan mendapat treatment medis untuk pembuluh darah sampai ke pangkal paha. Untukitu, keputusannnya membeli produk asuransi pada April 2006 lalu menjadi keputusan yang tepat.
Niatnya saat itu untuk memberi perlindungan terhadap raganya yang tetap disibukan oleh pekerjaan. “Profesi saya kan terkadang banyak menyita waktu sehingga badan ini harus dijaga, makanya saya bersyukur sekali memiliki produk asuransi,” ujar bapak dua anak ini.
Dengan manfaat yang begitu besar, sudah dirasakan oleh Itang Yunaz. Untuk itu ketika awal-awal harus membayar premi per bulan sebesar Rp 15 juta tidak menjadi masalah. Apalagi pihak asuransi menjelaskan bahwa karena dirinya mengidap penyakit yang disebutkan di dalam polis maka sampai umur 65 tahun, pembayaran premi dibebaskan sama sekali.
“Saya juga bersyukur agen yang menawarkan dalam menjelaskan sangat detail sekali sehingga mantap saya membeli produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan saya,” papar pria usia 48 tahun ini. wahid ma’ruf.