Setelah membeli asuransi penyakit kritis CI100 dari Allianz, anda tetap perlu menerapkan pola makan sehat untuk mencegah terkena penyakit kanker. Meskipun anda telah terlindungi oleh asuransi penyakit kritis yang memberikan uang santunan uang pertanggungan apabila anda terindikasi penyakit kritis nantinya, bukan berarti anda sangat ingin dan berharap untuk terkena salah satu penyakit kritis seperti kanker ini bukan?
Tujuan kita membeli asuransi adalah agar kita memperolah uang untuk pengobatan nantinya apabila kita benar benar terindikasi penyakit kritis sehingga keuangan keluarga kita tidak terkena dampak yang besar karena penyakit yang kita derita ini misalnya anak anak anda tidak terancam putus sekolah karena penghasilan utama dari anda telah berhenti karena anda berhenti bekerja karena sakit, maupun keuangan keluarga semuanya terkuras untuk mengobati penyakit yang anda derita.
Jadi meskipun anda telah memiliki asuransi penyakit kritis, anda dihinmbau tetap menerapkan pola hidup dan pola makan sehat untuk mencegah sakit kritis, salah satunya adalah kanker.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang ditakuti banyak orang karena dapat menimbulkan kematian. Sayangnya, jumlah penderita kanker dewasa ini justru semakin bertambah seiring dengan meningkatnya polusi, radikal bebas, dan perubahan gaya hidup.
Di Indonesia sendiri, jumlah penderita kanker diperkirakan bertambah sebanyak 200 ribu orang per tahunnya. WHO bahkan menduga angka ini masih akan terus meningkat ke depannya. Angka kematian kanker pun termasuk tinggi, yakni menempati urutan kedua pada kematian akibat penyakit tidak menular setelah jantung di dunia.
Pola Makan untuk Mencegah Kanker
Meski disebabkan oleh banyak faktor, risiko terkena kanker dapat diturunkan dengan menerapkan pola hidup sehat. Termasuk di antaranya dengan mengatur pola makan Anda. Berikut ini tips utama dalam mengatur pola makan untuk mencegah kanker:
Mengatur komposisi makanan
Kombinasi diet yang tepat dapat menurunkan risiko terkena kanker dibandingkan hanya mengonsumsi satu jenis makanan saja. Penelitian yang dilakukan American Institute for Cancer Research (AICR) menganjurkan agar Anda menerapkan diet berbasis nabati. Yakni dengan memenuhi dua pertiga porsi makanan Anda dengan sayuran, buah-buahan, dan serealia utuh, sementara sepertiga lainnya dapat ditambahkan daging atau ikan.
Perbanyak warna dalam masakan Anda
Bukan dengan pewarna makanan buatan, namun dengan memperbanyak variasi makanan dalam piring Anda. Seperti telah banyak diketahui, tumbuhan memiliki berbagai warna tergantung dari pigmen yang dikandungnya. Semakin beragam warna makanan Anda, semakin banyak nutrisi yang akan Anda dapatkan. Utamakan mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang berwarna hijau, merah, dan oranye gelap karena kandungan nutrisinya semakin tinggi
Jangan lewatkan waktu sarapan
Asam folat merupakan vitamin B penting yang dapat melindungi tubuh dari risiko terkena kanker usus besar, rektum, dan payudara. Anda bisa menemukan asam folat dalam berbagai menu sarapan. Misalnya saja pada sereal dan produk gandum utuh lainnya, jus jeruk, jus melon, jus stroberi, asparagus, dan telur.
Anda pun bisa menemukannya dalam polong-polongan, biji bunga matahari, dan sayur berdaun hijau seperti bayam atau selada. Cara terbaik untuk mendapatkan asam folat ini adalah dengan mengkonsumsi sayur, buah, dan produk gandum utuh segar, bukan dari pil suplemen.
Kurangi konsumsi daging merah dan daging olahan
Untuk mengurangi risiko terkena kanker usus besar dan colorectal, AICR menganjurkan agar konsumsi daging merah seperti daging sapi, babi, atau domba dibatasi sebanyak 510 g per minggu. Mereka juga menyarankan untuk mengurangi konsumsi daging olahan seperti ham, sosis, dan hot dog yang dimasak melalui pengasapan, pembakaran, atau pengasinan.
Rajin mengonsumsi tomat
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tomat dapat menurunkan risiko terkena beberapa tipe kanker termasuk kanker prostat. Produk olahan tomat seperti jus, saus, dan pasta pun diduga dapat meningkatkan potensi pencegahan kanker. Meski demikian, masih belum diketahui secara pasti apakah hal ini disebabkan karena kandungan likopen yang tinggi pada tomat atau karena faktor lainnya.
Sering minum teh hijau
Teh terutama teh hijau dikenal akan kandungan anti oksidannya yang tinggi dan dapat menurunkan risiko terkena kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh hijau memperlambat atau mencegah perkembangan sel kanker di usus besar, liver, payudara, dan prostat. Efek serupa juga ditunjukkan di jaringan paru-paru dan kulit. Dalam penelitian lebih lanjut, teh sering dikaitkan dengan penurunan risiko kankerperut, kandung kemih, dan pankreas.
Banyak mengonsumsi anggur
Anggur terutama yang berwarna ungu dan merah kaya akan resveratol yang memiliki senyawa anti oksidan dan anti inflamasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anggur mampu mencegah kerusakan yang memicu terbentuknya kanker pada sel tubuh. Salah satu studi yang diterbitkan di Translational Oncology juga menunjukkan bahwa kombinasi folifenol pada anggur merah dapat mencegah perkembangan sel kanker payudara pada tikus.
Batasi konsumsi alkohol
Alkohol diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker mulut, tenggorokan, laring, esofagus, liver, payudara, usus besar, dan rectum. Peneliti menduga hal ini disebabkan oleh sifat alkohol yang dapat merusak DNA secara langsung, terutama jika dikombinasikan dengan merokok. AICR pun merekomendasikan agar konsumsi alkohol dibatasi tidak lebih dari dua gelas per hari untuk pria dan satu gelas untuk wanita.
Perbanyak minum air putih
Air tidak hanya dapat melegakan dahaga, namun juga dapat mencegah timbulnya kanker kandung kemih. Pasalnya, cairan dapat mengencerkan konsentrasi zat penyebab kanker di kandung kemih. Memperbanyak asupan cairan juga membuat Anda lebih sering buang air kecil sehingga mempersingkat kontak antara zat tersebut dengan sistem perkemihan Anda.
Rajin makan polong-polongan
Sudah bukan rahasia lagi jika polong-polongan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Polong-polongan pun diyakini dapat membantu memerangi kanker. Hal ini dikarenakan polong-polongan mengandung fitokimia yang dapat melindungi sel tubuh dari radikal bebas pemicu kanker. Dalam beberapa penelitian, fitokimia tersebut mampu memperlambat pertumbuhan tumor dan mencegahnya mengeluarkan zat yang dapat merusak sel ubuh.
Perbanyak makan sayuran berdaun gelap dan kubis-kubisan
Sayuran Cruciferae atau Brassicaceae seperti brokoli, sawi, selada, kembang kol, kubis, pakcoy, dan kale mengandung komponen yang dapat melindungi tubuh dari kanker usus besar, payudara, paru-paru, dan serviks. Begitu pula dengan sayuran berdaun gelap seperti bayam dan kangkung yang kaya akan serat, asam folat, dan karotenoid. Senyawa-senyawa tersebut diduga dapat melindungi tubuh dari serangan kanker pangkal tenggorokan, mulut, paru-paru, pankreas, perut, dan kulit.
Gunakan rempah-rempah
Kurkumin merupakan bahan utama yang terdapat pada kunyit dan berpotensi mencegah kanker. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurkumin dapat menekan transformasi, proliferasi, dan invasi berbagai macam sel kanker. Beberapa rempah lain seperti cengkeh, oregano, jahe, dan kayu manis juga mengandung banyak anti oksidan yang mampu menangkal radikal bebas.
Olah makanan secara tepat
Tak hanya bahan makanan, cara Anda memasak pun berpengaruh terhadap risiko terjadinya kanker. Menggoreng, membakar, dan memanggang daging dengan temperatur sangat tinggi dapat membentuk senyawa karsinogen yang menyebabkan kanker. Cobalah menggunakan metode memasak lainnya seperti merebus atau mengkukus untuk meminimalisir terbentuknya karsinogen.
Perbanyak makan buah beri
Stroberi, blueberry, raspberry dan buah-buahan beri lainnya memiliki senyawa fitokimia yang disebut asam elagik. Senyawa yang termasuk anti oksidan ini diduga dapat memerangi kanker dengan beberapa cara sekaligus, termasuk menonaktifkan substansi penyebab kanker dan memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Kurangi konsumsi gula dan garam
Gula mungkin tidak menyebabkan kanker secara langsung, namun dapat menghilangkan nutrisi lain yang dapat membantu melawan kanker. Gula juga dapat meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh yang dapat memicu obesitas dan meningkatkan risiko terkena kanker. Coba gantikan gula Anda dengan madu atau buah yang kaya akan nutrisi bermanfaat bagi kesehatan.
Konsumsi garam pun perlu dibatasi agar tidak lebih dari 2,4 g dalam sehari. Penelitian menunjukkan bahwa asupan garam berlebih dapat merusak lapisan perut. Para ahli menilai hal itu bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker perut.
Jangan hanya mengandalkan suplemen
Vitamin memang membantu mencegah kanker, namun baru bisa berfungsi maksimal jika diperoleh dari makanan. American Cancer Society dan AICR menekankan bahwa memperoleh nutrisi pencegah kanker dari makanan seperti polong, buah, dan sayuran jauh lebih baik daripada mendapatkannya dari suplemen. Pasalnya, konsumsi suplemen dalam dosis tinggi justru diperkirakan dapat mempengaruhi risiko terkena kanker.
Resiko terkenà Kanker dapat terjadi pada siapapun juga, tanpa mengenal usia, gender, atau apapun profesi kita. Bayangkan, betapa mengerikan jika hal ini menimpa diri kita, anggota keluarga kita, ataupun orang-orang terdekat kita.
Mari kita Cegah Kanker dengan mengàtur Gaya Hidup Kita, Serta milikilah Asuransi Penyakit kritis CI100 dari Allianz dan asuransi kesehatan Smartmed Premier dari Allianz yang membayar biaya perawatan rumah sakit sesuai tagihan selagi anda masih sehat walafiat seperti sekarang ini. Beli asuransi sebelum terlambat.