Bagaimana reaksi Anda jika suatu saat Anda divonis terkena kanker oleh dokter? Setiap orang pasti akan cemas bila ada tumor pada tubuhnya, apalagi bila tumor itu ternyata ganas dan menarah pada kanker. Kanker adalah istilah untuk penyakit di mana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan kadangkala bisa juga menyebar dan menyerang jaringan lainnya. Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem limfe.
istilah kanker itu bukan hanya ditujukan untuk satu jenis penyakit saja namun bisa dikategorikan ke banyak jenis penyakit karena ada lebih dari 100 jenis kanker yang ditemukan sampai saat ini. Sebagian besar kanker diberi nama sesuai dengan di organ tubuh sel kanker itumulai tumbuh misalnya, kanker yang dimulai di usus besar disebut kanker usus besar; kanker tumbuh di payudara di sebut kanker payudara.
Kanker adalah satu kata yang sangat mengerikan dan menjadi momok yang sangat menakutkan. Ketika dokter menyatakan seorang pasien terkena sakit kanker, maka pikiran pasien dan keluarga akan memasuki tahap penuh kejutan dan pertanyaan.
Ketika seseorang diberitahu bahwa dia menderita kanker, biasanya akan muncul kekagetan dan sejumlah pertanyaan akan muncul dalam benaknya: Seberapa serius? Sudah berapa lama sakit ini muncul? Sudah stadium berapa? Apakah masih bisa diobati? Apakah saya akan segera mati? Bagaimana nasib anak-anak saya?, Bagaimana dengan biaya pengobatannya yang pasti harganya selangit? Apa yang bisa saya lakukan? Saya bisa bertahan hidup berapa lama lagi? Dan masih banyak lagi seabrek pertanyaan lain yang akan muncul.
Berbagai ragam reaksi dan kecemasan yang timbul setelah mendengar vonis kanker dari dokter merupakan hal yang normal. Ada yang menanggapinya dengan positif, namun tak sedikit yang menjadi putus asa, sedih, atau takut. Pada wanita khususnya, bila kanker itu menyerang payudara, tentunya akan menimbulkan rasa takut yang luar biasa.
Betapa tidak ? Payudara merupakan organ yang identik dengan sifat kewanitaan dan image kecantikan tubuh, selain fungsi biologisnya sebagai organ menyusui dan reproduksi. Bila payudara harus dibuang karena ada kankernya, tentunya hal ini akan menimbulkan problem kejiwaan yang cukup berat.
Bagi kebanyakan orang, kanker dianggap sebagai penyakit yang amat mengerikan. Mereka sadar akan besarnya potensi bahaya yang ditimbulkannya, dan berpendapat serta yakin bahwa pada saat diagnosis kanker ditegakkan pada dirinya, maka hal itu seolah-olah adalah “surat kematian yang sudah menunggu ” atau telah terjadi malapetaka pada dirinya.
Pada akhirnya akan timbul pikiran-pikiran yang justru akan menghambat proses penyembuhannya seperti rasa takut untuk dioperasi, rasa takut kalau hubungan dengan pasangan akan terganggu, rasa takut akan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil, rasa rendah diri dan malu termasuk malu untuk berkonsultasi ke dokter, takut tidak ada biaya untuk mengobatinya karena mahal pengobatannya, takut tidak dapat disembuhkan, serta rasa takut lainnya, sampai mengalami stress dan depresi.
Reaksi yang timbul merupakan akibat dari situasi tak terduga yang kita hadapi. Siapa pun tak bisa menduga akan terkena kanker. Situasi tersebut pastinya membutuhkan penyesuaian diri dari si penderita. Misal, adanya perubahan gaya hidup, melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan, hingga perlu disiplin minum obat. Bila kita didiagnosa mengidap kanker, tentu ini bisa mengubah hidup. Bukan hanya kehidupan sehari-hari yang akan berubah, tetapi hubungan dengan orang lain, serta pandangan hidup pun akan terpengaruh.
Namun, dampak tersebut tidak harus negatif. Dengan sikap hidup positif, si penderita kanker bisa menjadi termotivasi untuk terus menikmati hidup. Sikap hidup positif yang dimaksud antara lain mensyukuri setiap hal, memiliki tujuan, berencana untuk mencapai tujuan, serta yakin dan mampu mengalahkan kanker. Cara pasien menanggapi vonis kanker juga berbeda-beda. Ada yang justru menjadi bersemangat untuk mencari tahu tentang penyakitnya. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi dalam tubuhnya.
Pada umumnya mereka juga akan berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan untuk mendapatkan kedamaian hati. Kebanyakan juga berusaha meluangkan waktu lebih banyak bersama keluarga.
Terdapat beberapa tahap perubahan mental-emosional yang biasa dilalui penderita dalam menghadapi penyakit kritis seperti kanker.
1. Tahap Pengingkaran
Setelah seseorang mengetahui bahwa dirinya menderita kanker, reaksi yang umum ditunjukkan adalah mengingkari kenyataan tersebut. Kata-kata yang sering diucapkan penderita pada tahap ini adalah “Itu tidak mungkin, Mungkin diagnosanya salah, saya tidak percaya karena di keluarga saya tidak ada yang terkena kanker ” dan kalimat-kalimat sejenis yang intinya mengingkari kenyataan yang terjadi pada dirinya. Akibat dari reaksi pengingkaran ini, penderita sering berpindah-pindah untuk berobat dari satu dokter ke dokter lainnya, bahkan lebih sering berobat ke alternatif. Selama tahap pengingkaran ini, penderita dapat mempersiapkan diri untuk menerima kenyataan sebagaimana adanya. Biasanya pengingkaran ini bersifat sementara dan segera berubah ke tahap lain
2. Tahap Kemarahan
Bila pengingkaran tidak dapat dipertahankan lagi, maka tahap pertama berubah menjadi tahap kemarahan, kemurkaan, perasaan iri dan penolakan. Penderita dapat mengalihkan kemarahan pada lingkungannya. Sering yang menjadi sasaran adalah orang yang berada disekelilingnya, seperti keluarga, orang terdekat, atau dokter yang merawat. Bahkan semua tindakan dokter atau keluarga akan selalu disalahkannya. Si penderita akan banyak menuntut, cerewet, mudah tersinggung, atau meminta banyak perhatian. Bila ada yang datang menjenguk dia akan menunjukkan sikap penolakan.
3. Tahap tawar- menawar.
Setelah tahap marah-marah berlalu, penderita akan merasakan dan berpikir bahwa protes yang dia lakukan tidak ada artinya sama sekali. Maka akan timbul perasaan bersalah dan dia akan mulai lebih meningkatkan hubungannya dengan Tuhan. Meminta dan berjanji merupakan ciri khas pada tahap ini dimana si penderita akan berjanji berbuat banyak perbuatan baik bila penyakitnya dapat disembuhkan.
4. Tahap depresi.
Pada tahap ini, si penderita akan merasa sedih dan berkabung karena dia akan meninggalkan orang orang yang dicintainya, kebiasaan atau hobi yang menggembirakan, pengalaman yang menggembirakan, kehilangan segala-galanya yang berarti, takut terhadap kematian, takut akan ketergantungan, takut menjadi beban, takut tidak dapat bersosialisasi, takut tidak dapat menjalankan fungsi sebagai ibu dan sebagai isteri (jika si penderita nya wanita) serta rasa takut lainnya. Penderita dapat mengekspresikan kesedihannya dengan menangis atau mengungkapkannya secara verbal. Si penderita mulai memikirkan masa yang akan datang dan memohon serta berdoa.
5. Tahap penerimaan.
Setelah melalui tahapan sebelumnya, si penderita akhirnya akan sampai pada tahap yang terakhir yaitu tahap penerimaan. Tidak ada lagi pengingkaran, penolakan atau depresi. Pada tahap ini, si penderita akan sering mengeluh ketika merasa lemah, tidur lebih lama, hampir tidak ada lagi emosi yang meledak ledak. Pada saat ini si penderita telah menerima kenyataan dan pasrah bahwa dirinya menderita kanker.
Tidak semua tahapan tersebut harus dilalui satu persatu, karena respon penderita menghadapi vonis kanker sangat berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya tergantung pada kematangan jiwanya serta persiapan yang telah dilakukannya. Makin matang kejiwaanya dan makin baik persiapannya untuk menghadapi kenyataan yang terburuk, maka makin cepat dia akan mencapai tahap ke lima yaitu menerima kenyataan yang terjadi.
Persiapan yang dimaksud di sini adalah memiliki proteksi/ perlindungan sebelum dia divonis kanker yaitu asuransi penyakit kritis Allianz.
Permasalahannya tidak semua orang memiliki ketahanan kejiwaan dan persiapan yang matang (memiliki asuransi penyakit kritis CI100 Allianz), sehingga justru tahap pengingkaran yang lebih dominan. Apa akibatnya bila hal ini yang terjadi ? Penderita justru takut berobat ke dokter dan mencari alternatif pengobatan lain yang mungkin justru bisa memperburuk keadaannya. Setelah pengobatan alternatif nya tidak menunjukkan hasil dan bahkan bertambah parah, baru datang ke dokter.
Hal inilah yang sering menyebabkan penderita kanker terlambat ditangani karena ketika dia berobat ke dokter ternyata kankernya sudah mencapai stadium lanjut. Karena sudah semakin lanjut stadium kankernya maka proses pengobatannya akan semakin sulit. Berbeda bila diobatinya masih dalam stadium dini, maka hasilnya akan semakin baik.
Asuransi penyakit kritis CI100 Allianz dapat memberikan perlindungan dari tahap awal saat penderita baru terdiagnosa karena dengan uang santunan yang diberikan, Anda dapat segera memperoleh pengobatan terbaik untuk menyembuhkan penyakit kanker Anda sesegera mungkin.
Bila stadium kankernya masih dini, maka proses pengobatan akan relatif lebih cepat dan harapan kesembuhannya akan lebih baik. Jangan membuang-buang waktu percuma dengan mencari pengobatan alternatif, karena hingga kini pengobatan kanker hanyalah operasi, khemoterapi, radioterapi atau terapi hormon. Dengan membuang waktu, artinya memberikan kesempatan pada kanker untuk terus tumbuh dan menyebar ke seluruh tubuh, sehingga akhirnya sudah tidak dapat diobati lagi.
Jadi bagaimana sikap yang terbaik bila menghadapi kenyataan menderita kanker ? Tentunya yang terbaik adalah menerima kenyataan itu secepat mungkin, yaitu masuk ke fase penerimaan atau pasrah, sehingga lebih cepat diobati oleh dokter. Tentunya jika saat ini Anda masih sehat, sebaiknya Anda segera membeli asuransi penyakit kritis CI100 Allianz. Karena jika Anda sudah terdiagnosa kanker, maka semuanya sudah terlambat. Anda tidak akan bisa beli asuransi penyakit kritis Allianz ini lagi.
Jadi belilah asuransi ketika masih sehat. Sisihkan sebagian kecil pendapatan Anda saat ini untuk membayar premi setiap bulannya. Jumlah premi yang Anda sisihkan setiap bulan dari pendapatan ini tidaklah seberapa jumlahnya dibandingkan dengan jumlah biaya pengobatan yang akan Anda keluarkan untuk mengobati kanker jikalau Anda tidak memiliki asuransi. Jumlahnya bisa berpuluh atau beratus kali lipat jumlahnya.
Pelajaran dari kasus ini adalah belilah asuransi penyakit kritis Allianz sekarang juga dan apabila nantinya Anda terdiagnosa kanker, segeralah untuk menerima kenyataan dengan masuk ke fase lima secepatnya yaitu pasrah dan segera berobat ke dokter agar penyakit Anda bisa segera diobati sehingga hasilnya akan lebih baik. Jangan membuang waktu percuma yang tidak ada hasilnya, karena kanker akan terus tumbuh sehingga akibatnya akan lebih buruk.
Dengan memiliki asuransi bukankah Anda telah memiliki uang santunan yang dapat dipergunakan untuk berobat sedini mungkin. Anda juga tidak perlu kuatir mengenai biaya pengobatan kanker yang mahal. Tanpa adanya kesiapan biaya maka tidak akan ada tindakan apa apa yang bisa dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Jika pihak rumah sakit menyatakan bahwa biaya yang harus Anda keluarkan adalah, “500 juta rupiah! Atau 1 milliar rupiah!” Apakah Anda siap atau sudah memiliki uang tunai sebesar itu saat itu juga? Jika belum, biasanya yang akan dilakukan oleh kebanyakan orang yang tidak memiliki asuransi adalah :
- Jual/ Gadai harta (namun pada saat kepepet seperti itu, biasanya harga aset akan di bawah harga pasar alias jual rugi)
- berhutang/Pinjam Uang (pada saat seperti ini siapa yang akan memberikan pinjaman sebesar itu? Biasanya yang muncul adalah ‘kami bantu dalam doa’ atau ‘maaf saat ini kami belum punya dana segitu’ dan lain-lain yang intinya tidak bisa meminjamkan dana)
- Minta sumbangan (melalui broadcast di bbm, whats app, sosial media, dll.)
Saya yakin ketiga pilihan di atas bukanlah pilihan yang bijak. Oleh sebab itu sedia payung sebelum hujan alias siapkan asuransi penyakit kritis sebelum musibah itu terjadi.
Seiring terus meningkatnya harga obat di seluruh dunia dari tahun ke tahun, tentu saja biaya pengobatan kanker juga akan terus bertambah. Banyak yang akhirnya beralih ke pengobatan tradisional ketika mendengar besarnya biaya pengobatan kanker. Pada saat seperti, tidak hanya penderitaan fisik dan emosional yang akan Anda dialami. Tetapi juga penderitaan keuangan/finansial.
Di sinilah manfaat asuransi itu akan sangat berperan besar. Meskipun tubuh fisik Anda terkena penyakit namun finansial / keuangan Anda terganggu sehingga masa depan seluruh anggota keluarga Anda berada di ambang kehancuran.
Mungkin jika Anda terkena kanker, Anda rela berkorban dengan cara tidak mau lagi menjalani pengobatan untuk mengobati penyakit Anda. Anda tidak mau mengorbankan keuangan keluarga. Lebih baik Anda meninggal karena penyakit ini daripada harus mengorbankan uang tabungan untuk pendidikan anak anak Anda kelak atau uang pensiun orang tua Anda.
Tapi apakah anggota keluarga Anda bisa tahan dan rela tidak berbuat apa apa dan hanya bisa pasrah melepas Anda begitu saja? Terlebih lebih orang tua Anda yang telah melahirkan Anda ke dunia ini. Bisa Anda bayangkan kesedihan di wajah mereka yang sudah tua melihat Anda tidak berdaya melawan penyakit ini? Begitu juga dengan pasangan yang sangat mencintai Anda dan ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Anda sampai akhir hayat? Atau saudara kandung Anda yang tumbuh besar bersama?
Bisakah mereka berdiam diri? Saya rasa tidak. Mereka pasti akan melakukan sesuatu untuk Anda yang pastinya akan menghabiskan uang mereka dalam hitungan puluhan hingga ratusan juta. Berapapun rela mereka keluarkan agar Anda bisa sembuh seperti sediakala. Anda yang merasa sungkan pastinya akan merasa tidak enak dengan pengorbanan mereka yang pada akhirnya dapat mempengaruhi proses penyembuhan Anda.
Bagi Anda yang telah memiliki asuransi penyakit kritis dari Allianz, kekuatiran ini setidaknya tidak akan separah mereka yang sama sekali tidak memiliki asuransi. Meskipun Anda tidak bisa menghindar dari yang namanya nasib buruk yaitu divonis terkena kanker oleh dokter tetapi dengan memiliki asuransi setidaknya Anda akan merasa lega karena uang santunan ratusan juta sampai milyaran rupiah (tergantung Uang Santunan Penyakit Kritis yang Anda beli di polis asuransi Anda) sudah disiapkan oleh Allianz untuk ditransferkan ke rekening tabungan pribadi Anda.
Uang ini nantinya bisa Anda gunakan untuk biaya pengobatan. Bahkan jika Anda ingin membeli obat obatan herbal sebagai penunjang selain pengobatan secara medis, Anda dapat menggunakan uang ini. Uang ini juga bisa Anda manfaatkan untuk biaya beli tiket pesawat dan hotel jika Anda berencana untuk berobat ke luar negeri. Karena sistem proteksi dari asuransi penyakit kritis Allianz ini adalah dengan memberikan uang santunan tunai yang langsung ditransfer ke rekening tabungan Anda maka Anda memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk menggunakannya.
Cara kerja asuransi penyakit kritis CI100 Allianz ini sangat berbeda dengan asuransi kesehatan rumah sakit dimana Anda diwajibkan untuk rawat inap di rumah sakit dulu baru biaya pengobatan Anda akan dicover. Berbeda juga dgn BPJS yang hanya mengcover jika Anda berobat di puskesmas, faskes, rumah sakit tertentu di di dalam negeri saja.
Dengan memiliki asuransi sakit kritis CI100 Allianz, Anda seperti diberikan sebuah harapan. Anda tidak dibiarkan pasrah menerima nasib naas tanpa bisa berbuat apa apa. Anda diberi kesempatan untuk mendapatkan pengobatan terbaik agar Anda bisa segera sembuh dari penyakit kanker yang saat ini menggerogoti Anda.
Sudahkah Anda memiliki asuransi penyakit kritis CI100 dari Allianz? Jika belum, ayo segera beli. Kita semua tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau bahkan beberapa jam lagi. Lebih cepat Anda memiliki asuransi penyakit kritis yang bisa melindungi Anda, semakin baik.