Asuransi Covid19 Allianz
asuransi corona Allianz
hs premier x (hscpx) allianz
asuransi perjalanan allianz
asuransi mobil allianz
asuransi allianz tapro
asuransi kesehatan allianz
klaim asuransi allianz cepat
asuransi jiwa allianz
asuransi jiwa allianz
agen asuransi allianz
asuransi allianz lengkap
asuransi penyakit kritis allianz
asuransi flexi ci allianz
asuransi ci100 allianz
critical illness allianz
asuransi  kesehatan cashless
mindset asuransi
asuransi allianz
allianz field
stadion allianz arena
allianz riviera
allianz stadium
cristiano ronaldo allianz
juventus allianz jersey
Asuransi Covid19 Allianz
asuransi Corona Allianz
hs premier x (hscpx) allianz
asuransi perjalanan allianz
asuransi mobil allianz
asuransi allianz tapro
asuransi kesehatan allianz
klaim asuransi allianz cepat
asuransi jiwa allianz
asuransi jiwa allianz
agen asuransi allianz
asuransi allianz lengkap
asuransi penyakit kritis allianz
asuransi flexi ci allianz
asuransi ci100 allianz
critical illness allianz
asuransi kesehatan cashless
mindset asuransi
asuransi allianz
allianz field
stadion allianz arena
allianz riviera
allianz stadium
cristiano ronaldo allianz
juventus allianz jersey
previous arrow
next arrow

Salah Kaprah dalam Memahami Asuransi Pendidikan

Hari ini saya mendapatkan sebuah telepon dari seorang wanita sebut sama namanya Ibu Anna. Ibu Anna menelepon saya dan menanyakan ke saya tentang asuransi pendidikan di Allianz. Anehnya Ibu Anna ini belum berkeluarga dan belum memiliki anak.

Namun katanya dia ingin mengambil asuransi pendidikan agar kelak jika punya anak, maka dia tidak perlu pusing lagi memikirkan tentang pendidikan anaknya. Trus saya jelaskan bahwa mengambil asuransi pendidikan bukanlah langkah yang tepat di saat ini dikarenakan ibu Anna saat ini juga masih lajang dan belum berkeluarga.

Asuransi yang paling tepat untuk ibu ambil saat ini adalah Asuransi Tapro Allianz karena asuransi tapro Allianz memberikan perlindungan paling maksimal karena telah mencakup asuransi jiwa, asuransi sakit kritis, asuransi cacat tetap total dan asuransi kecelakaan.

Oleh karena ini, melalui tulisan ini saya ingin menshare sedikit tentang apa sih yang menjadi motivasi anda dalam mengambil asuransi ? Bila anda bertujuan ambil asuransi untuk pendidikan anak. Menurut saya, ini sebenarnya ini kurang tepat. Mengapa?

Coba kita tanya ke diri kita sendiri dan kawan-kawan di sekeliling kita. Satu pertanyaan yang cukup keras dan cukup serius, yang ingin saya ajukan kepada anda? (Mohon untuk anda baca perlahan-lahan dan anda renungkan)

“Menurut anda, seorang anak (sebut saja diri anda sendiri), bisa sekolah sampai selesai, karena asuransi atau karena orang tuanya masih mampu bekerja??”

Benar tidak, hampir semua, kita yang sekolah sampai selesai, bukan karena asuransi melainkan karena orang tua kita masih mampu bekerja. Lantas, mengapa sering terdengar asuransi pendidikan yang banyak disuarakan di lapangan – masyarakat luas? Sebelum saya bahas mengapa sering terdengar produk asuransi ini, ijinkan saya memberikan beberapa pehamaman sederhana.

Seorang anak bisa sekolah sampai selesai cenderung dikarenakan orang tuanya masih mampu bekerja, benar tidak? Pekerjaan atau bisnis orang tua inilah yang menjadi asuransi (baca : jaminan) pendidikan bagi sang anak. Sekarang, mari kita lihat apa yang bisa menyebabkan seorang orang tua bisa berhenti bekerja. Ada 2 hal yakni PHK/Bangkrut dan Musibah. Adakah hal lain? Rasanya tidak ada.

PHK/Bangkrut tidak bisa di lindungi oleh asuransi. Bila musibah ini terjadi, maka sang orang tua harus secepatnya mencari cara untuk kembali mendapatkan pekerjaan, atau secepatnya membangun bisnisnya kembali. Akan tetapi bila kena musibah seperti sakit kritis, kecelakaan, meninggal, cacat, dan lain lain. Ini bagaimana ya?

Dapatkah kita (terutama anda yang memiliki anak), tetap bisa menjamin anak kita tetap menyelesaikan sekolah dan cita-citanya, bila Tuhan ijinkan sang orang tua tersebut mengalami musibah (sakit berat, kecelakaan, cacat, dan meninggal) ?

Apakah ada saudara anda atau mungkin sahabat anda yang mengatakan, bahwa dia mau membiayai semua dana pendidikan bagi anak-anak anda? Tidak ada rasanya, hari ini, benar tidak, kita semua semakin di tuntut untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak kita.

Bersyukur sekali hari ini, ada satu produk yang namanya asuransi. Tepatnya produk Allianz yang bernama TAPRO (Tabungan dan Proteksi), yang mana bila musibah musibah ini terjadi, tetap bisa di lindungi oleh asuransi, dan anak-anak bisa tetap bisa melanjutkan sekolah sampai dengan selesai.

Sebelum saya jelaskan tentang fitur produk Tapro ini, saya ingin membahas sebuah fenomena lagi yang sering terjadi di sekeliling kita.

Pertanyan berikutnya adalah, siapakah yang harus di lindungi terlebih dahulu orang tuanya atau anaknya? Seringkah anda mendengar orang tua mengasuransikan anaknya, dan mereka menyebutnya sebagai asuransi pendidikan, tepatkah hal tersebut?

Mari kita cermati lebih lanjut. Ijinkalah saya menjawab dengan sebuah analogi, pernahkah anda naik pesawat terbang dan melihat instruksi dari sang pramugari tentang prosedur keselamatan saat menggunakan jaket pengaman? Apakah sang pramugari menyampaikan untuk :

  • Pakaikan jaket pengaman pada anak anda lebih dahulu baru anda yang menggunakan jaket tersebut? Atau
  • Yang harus memakai jaket pengaman adalah anda sendiri, baru setelah  anda selesai memakai jaket pengaman, silahkan anda memakaikan anak anda jaket pengaman tersebut?

Yang pertama atau yang kedua? Satu hal perlu anda ingat, bahwa prosedur tersebut berlaku di semua pesawat bukan, artinya ini adalah prosedur yang diakui bahkan disarankan secara internasional.

Betul sekali, yang kedua adalah jawabnya, semua pramugari di semua maskapai penerbangan akan menginstruksikan sang orang tua terlebih dahulu yang memakai jakat pengaman, barulah kemudian sang anak. Apa artinya ini? Ini berarti sang orang tuanya dahululah yang harus diselamatkan, baru kemudian sang anak.

Atau secara lebih sederhana, pernahkah anda mendengar perumpamaan tentang induk ayam yang bertelur emas? Ibarat ada ayam yang bertelur emas, mana yang harus dilindungi lebih dahulu, induk ayamnya atau telur emasnya?

Konsep asuransi pendidikan pun juga seperti itu. Sang orang tua lah dulu yang harus diselamatkan. Baru setelah sang orang tua selamat, dia menyelamatkan orang lain (meskipun orang lain itu adalah anak anda sendiri). Sekali lagi, harus iorang tua yang wajib pertama kali diselamatkan.

Lalu kenapa ada yang suka mengatakan tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan? Ada beberapa versi jawaban-penjelasan tentang ini, namun saya merasa ini hanya sebutan saja. Karena kata-kata pendidikan sangat emosional sekali untuk para orang tua, terutama para ibu, sehingga memudahkan untuk menjual asuransi.

Ditambah lagi dengan psikologi orang indonesia, yakni : orang Indonesia merasa, dengan mereka mengikutsertakan anaknya tabungan/asuransi pendidikan, maka mereka sudah merasa bertanggung jawab sebagai orang tua. Singkatnya, menurut saya, kata pendidikan ini, hanya ‘bungkusan’ saja untuk menarik para calon nasabah.

Oleh karena itu, kesimpulannya, saya harus menyampaikan sebuah fakta, yakni : bahwa sebenarnya tidak ada tabungan/asuransi pendidikan. Yang ada adalah tabungan/asuransi anak.

Wajar bukan, bila seorang orang tua, menabungkan untuk anaknya. Perkara tabungan anak itu akan digunakan untuk apa saja, itu terserah pada orang tua, mau tabungan tersebut di tujukan / fungsikan untuk pendidikan, maka nama tabungan tesebut adalah tabungan pendidikan.

Mau digunakan untuk masa depan si anak, maka tabungannya menjadi bernama tabungan masa depan. Atau bila tabungan tersebut digunakan untuk bisnis, maka tabungan tersebut menjadi tabungan bisnis. Entah apapun tujuan dari pada tabungan tersebut, satu judul besar bagi tabungan itu adalah : TABUNGAN ANAK.

Sekarang mari kita bahas 2 skenarionya.

Bila budget anda terbatas, maka ada 2 skenario.

  1. Skenario 1 adalah : anak di asuransikan, orang tua belum.
  2. Skenario 2 adalah : orang tua di asuransikan, anak belum.

Bila Budget anda cukup, maka alangkah baiknya skenario ke 3 di jalankan, yakni : mengasuransikan semua anggota keluarga anda. Saya tidak akan banyak membahas skenario yang ketiga ini, melainkan skenario 1 dan 2 lah yang mungkin perlu kita ketahui bersama.

Seperti ini penjelasannya..

Terhadap skenario yang pertama (anak punya asuransi, orang tua nanti / belum punya). Bila orang tua kena musibah, butuh dana ratusan juta, apakah akan terganggu keuangan keluarga? Dan apakah tabungan / asuransi anak bisa terus berjalan pada saat keuangan terfokus kepada orang tua yang mengalami musibah?

Berarti, benar tidak, ujung-ujungnya pada skenario ini, orang tua dan anak akan sama sama ‘jatuh’ , bila sang anak lebih dulu di asuransikan daripada orang tua.

*) memang untuk sebagian asuransi dan di Allianz pun juga ada manfaat payor, yakni : pembebasan menabung bila orang tua kena musibah. Pihak perusahaan asuransi yang akan menggantikan tabungan tersebut. Akan tetapi, menurut anda, cukupkah biaya hidup plus biaya sekolah anak anda dengan premi sebesar yang anda tabungkan untuk anak anda?

Bagaimana dengan skenario ke dua, bila orang tua (missal sang ayah) kena musibah, maka dana akan cair (misal saja 500jt) cair ke rekening sang ibu. Meski sang anak belum di asuransikan. Pertanyaannya, dapatkah sang ibu menggunakan 500jt tersebut untuk melanjutkan kehidupan dan meneruskan biaya pendidikan anak?

Ya tepat sekali, sang ibu dan anak, tetap dapat melanjutkan kehidupannya, meski sang ayah terkena musibah. Sehingga dalam skenario ini, bila orang tua orang tua ‘jatuh’ , tetapi sang anak tetap selamat.

Menurut anda mana yang lebih bijak, skenario 1 atau skenario 2? Dan yang manakah yang anda sebut dengan asuransi pendikan, skenario 1 atau skenario 2?

Tentu bila sang orang tua punya budget yang cukup, lindungilah semuanya lebih dahulu. Asuransikanlah sang ayah, ibu dan anak. Tetapi bila tidak cukup, saran saya, asuransikanlah orang tua lebih dahulu. Bila orang tua sudah punya cukup proteksi, barulah kita lindungi sang anak. Seperti itulah konsep yang sebenarnya.

Sebab sekali lagi saya mau mengulangi, seorang anak bisa sekolah sampai selesai, bukan karena asuransi, tetapi karena orang tuanya masih mampu bekerja.Pekerjaan yang menghasilkan income inilah, yang menjadi asuransi (baca jaminan) pendidikan bagi sang anak. Meskipun memang ada anak yang selesai sekolah karena asuransi, tetapi berapa banyakah yang demikian?

Silahkan cek pengalaman hidup anda dan teman teman sekeliling anda, apakah anda dan teman teman anda sekolah sampai selesai karena asurasi? Bicara asuransi pendidikan berarti bicara tentang jaminan pendidikan. Sebuah jaminan agar anak kita bisa sekolah sampai selesai sesuai harapan sang orang tua.

Selanjutnya poin kedua adalah : berapakah besar UPnya? (UP = Uang Pertanggungan = Besarnya manfaat asuransi)

Mengingatkan saja, bahwa penjelasan di atas adalah menjelaskan tentang poin pertama yakni : motivasi mengambil asuransi. Mari kita bahas poin kedua ini. Karena dalam poin kedua ini, disinilah peran Allianz sungguh sangat besar sekali.

Besarnya UP ini, akan menjawab pertanyaan, seberapa berkualitaskah pendidikan yang akan anda berikan untuk anak anda di kemudian hari? Bila anda sudah mempunyai asuransi, satu pertanyaan, cukupkah pertanggungan yang anda miliki untuk kelangsungan hidup keluarga / anak anda?

asuransi bayar biaya rumah sakit sesuai tagihan

Jangan jangan, malah anda tidak tahu / ingat manfaat asuransi yang anda dapatkan. Sebab, bila anda tidak mengingat manfaat yang anda dapatkan, bagaimana mungkin anda bisa mengetahui jumlah pertanggungan anda serta manfaat yang anda dapatkan dengan memiliki asuransi tersebut.

Sebelum menjawab besarnya UP ini, mari kita hitung bersama berapa biaya kuliah anak anda di (missal 18 tahun yang akan datang?). Kita gunakan saja rumus 7 2 (*terlampir penjelasan rumus 72). Dengan tingkat inflasi 8%, maka 72/8 = 9. Dalam waktu 9 tahun maka biaya kuliah menjadi 2 kali lipat. Bila sekarang biaya kuliah sd selesai adalah (missal uang pangkal 50jt, uang semester 10jt x 8semester = 50jt+80jt = +/-130jt).

Maka 9 tahun kemudian, di tahun 2023 biaya kuliah akan menjadi 130jt x 2 = 260jt. Dan 9 tahun kemudian sejak tahun 2023, yakni 2032, maka 260 jt akan menjadi setara dengan 520jt. Ya, mengejutkan bukan, bahwa itulah kira-kira biaya kuliah anak anda 18 tahun kemudian.

Berarti bila anda sudah punya UP 500jt, kira kira uang tersebut cukup untuk biaya kuliah anak anda di 18 tahun yang akan datang. Apakah masalah sudah selesai? Belum tentu, karena tergantung, apakah :

  • Anda hanya memiliki 1 anak saja?
  • Apakah pasangan anda tidak menjadi tanggungan anda?
  • Apakah anda tidak memiliki cicilan lain lain?

Bila anda hanya memiliki 1 anak, dan tidak menanggung biaya hidup keluarga anda, serta anda tidak memiliki cicilan lain lain, seperti rumah atau mobil. Maka dengan UP 500jt. Masalah pendidikan anak selesai.

Namun bila sebaliknya, anda memiliki lebih dari 1 anak (missal 2 anak), istri dan keluarga menjadi tanggungan anda, dan anda memiliki cicilan (KPR / KPM), maka dengan 500jt, ini sangat jelas, tidak cukup.

Mari kita hitung (anggap dengan 2 anak).

Biaya kuliah anak saat ini : +/- 130jt per anak. 2 anak berarti 260jt. 18 tahun lagi uang akan menjadi 4x (sama dengan +/- 1M).
Biaya hidup sehari hari : misal 10jt/bln (asumsi 2 anak) = 120jt/thn. 18 thn lagi menjadi +/- 500jt/thn. Kalikan angka biaya hidup pertahun dengan 10, agar keluarga kita bisa hidup dari bunga bank saja. Maka 500jt x 10 = 5M

Cicilan KPR dan KPM : Pastikan, setiap kali anda mengambil kredit kpr dan kpm, harus anda sertai dengan asuransi jiwa kredit. Agar bila terjadi musibah dengan sang kreditur, pihak asuransilah yang akan melunaskan hutang kpr dan kpm anda.

Dari perhitungan ini terlihat biaya yang pasti dibutuhkan 18 tahun kedepan adalah sebesar 6M. Sederhana saja, bila anda memiliki UP 6M , dan terkena musibah, maka 6M ini akan cair, Kemudian 6M tesebut disimpan di bank dan dibelikan instrument investasi, contoh obligasi dengan bunga 10%.

Bila 6M x 10% per tahun = 600jt / tahun. Maka dapatkah keluarga tetap bertahan hidup terus saat anda telah tiada? Dapatkah anak anda sekolah sd selesai dengan biaya 600jt / tahun ini? Dapatkah keluarga anda tetap tenang dan tegar untuk melanjuntukan kehidupan?

Wahh sangat besar sekali. Betul. Ya, anda dan saya memiliki masalah yang sama. Jangan khawatir, 6M ini kan angka di 18 tahun kemudian. Berapa angka saat ini? Simple saja, bila 18 tahun uang jadi 4x lipat, maka saat ini adalah (6M / 4) = 1,5M. Angka 1,5M inilah adalah nilai jiwa anda saat ini. Ingat tiap 9 tahun harus di buat jadi double ya.

Lalu, dimanakah peran Allianz di sini? Inilah kabar baiknya, bahwa di Allianz ini, sudah terbukti bahwa Allianz dibanding dengan perusahaan asuransi lainnya, mampu memberikan UP yang terbesar. Sederhana saja, seandainya ada sebuah perusahaan yang menawarkan anda berkerja, dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang sama, namun dapat memberikan gaji kepada anda 2 sd 3x lipat dari yang anda miliki hari ini.

Konkritnya, pekerjaan yang sama, lingkungan yang sama, bidang kerja yang sama, namun mendapatkan gaji 2 sd 3x lipat lebih besar. Apakah anda akan tetap bekerja di perusahaan yang sama atau anda akan beralih ke tempat yang baru, karena penghasilan yang lebih besar?

Di asuransi Allianz, kita bisa mendapatkan UP yang jauh lebih besar di bandingkan dengan perusahaan asuransi lainnya. Bukan hanya UP yang besar, namun juga terbukti bahwa UP yang besar tersebut bukan semata mata hanya janji, melainkan bahwa memang telah banyak Allianz mencairkan klaim yang besar-besar.

Banyak sekali klaim milyar-an yang telah di cairkan oleh Allianz. Itu adalah“proven claim”, yang telah terbukti bahwa Allianz banyak sekali mencairkan klaim milyaran rupiah.

Bila pekerjaan anda adalah jaminan pendidikan bagi anak anak anda, cara manakah yang paling cepat untuk mengumpulkan nilai jiwa anda (milyaran), cara menabung sendiri secara manual atau cara cepat dengan memanfaatkan asuransi Allianz?

asuransi allianz lengkap
beli asuransi allianz