Pernahkah terbayangkan oleh Anda, jika tiba tiba Anda divonis oleh dokter kalau Anda akan terkena sakit kritis, apa yang bakal terjadi dalam hidup Anda? Semua rencana dan rancangan yang telah Anda buat untuk Anda dan keluarga seketika juga akan buyar. Misal terkena penyakit kanker, gagal ginjal, stroke, dan lain lain.
Sudah pasti Anda tidak dapat bekerja lagi untuk mencari nafkah. Padahal biaya pengobatan untuk penyakit kritis seperti ini tidak lah murah, ditambah lagi biaya hidup sehari hari juga ada kan seperti untuk beli makanan, bayar tagihan listrik, tagihan air, tagihan pulsa, uang lingkungan, uang sewa (jika masih sewa rumah), uang tagihan kartu kredit, uang beli pulsa telepon, uang cicilan motor atau mobil, beli susu anak, beli keperluan sehari hari, bayar uang sekolah anak, uang beli bensin, dan masih banyak lagi.
Untuk memenuhi kebutuhan inilah maka Asuransi penyakit kritis Allianz yang bernama CI100 hadir. Allianz sangat aware sekali dengan kondisi ini, dimana jika seseorang sampai terkena penyakit kritis, maka hal paling utama yang diperlukan saat itu adalah uang.
Makanya di asuransi sakit kritis Allianz, nasabah akan diberikan uang santunan dalam jumlah besar uang nilai nominal nya tergantung kesepakatan di awal saat membeli asuransi ini. Biasanya uang santunannya berkisar ratusan juta sampai miliaran rupiah.
Jadi cara kerjanya adalah, ketika nasabah asuransi penyakit kritis Allianz ini terdiagnosa salah satu dari 100 jenis penyakit kritis, maka nasabah dapat melakukan klaim uang santunan tersebut ke Allianz. Setelah proses klaim selesai, Allianz akan mengirimkan uang santunan tersebut ke rekening pribadi nasabah.
Selanjutnya terserah si nasabah mau menggunakan uang itu untuk apa. Bebas. Semua kebutuhan yang telah disebutkan di atas tadi akan bisa tertutupi dengan menggunakan uang santunan dari asuransi penyakit kritis CI100 dari Allianz ini.
Ujian hidup bukan hanya terjadi sesekali saja dalam durasi waktu yang sebentar, melainkan bisa dalam waktu yang lama. Bisa bertahun-tahun lamanya. Bisa dalam bentuk kemiskinan atau pun kesakitan, seperti terkena sakit berat, tidak bisa kerja lagi, namun biaya hidup sehari hari tetap jalan. Sebuah ujian hidup yang datang bertubi-tubi dan rasanya sangat menyusahkan.
Tidak ada orang yang mau menerima ujian berat. Tetapi ujian ini adalah proses pendewasaan hidup. Sebuah pelajaran kehidupan yang tidak kita dapatkan di bangku sekolahan. Seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi ujian. Itu berarti kita masih disayang Tuhan. Ujian datang untuk mengingatkan. Ujian datang juga untuk menunjukkan jalan lurus atau kebaikan.
Jika Anda terkena sakit berat, tidak bisa kerja lagi, namun biaya hidup sehari hari tetap jalan. Sakit adalah salah satu ujian hidup manusia. Sakit menjadi penghapus dosa. Namun dalam menjalaninya sangatlah berat. Apalagi di tengah kehidupan yang serba modern, semua kebutuhan membutuhkan biaya yang banyak, dan ditambah dengan sulitnya mencari uang.
Sebuah realita kehidupan modern yang serba canggih ini, bahwa dibalik kemudahan dengan menggunakan teknologi, tersimpan sebuah ujian besar bagi manusia modern. Di mana jalan mencari guru memang mudah, kecanggihan teknologi memudahkan segalanya.
Tinggal memberikan tawaran bagi kita, apakah tenaga kita mampu meng-handle atau tidak. Memang tidak lagi menggunakan otot, namun energi atau tenaga besar masih tetap diperlukan.
Uang hasil kerja hanya akan lewat begitu saja, karena biaya hidup yang besar. Bahkan untuk sekedar menabung sedikit saja tidak bisa. Sudah terpenuhi kebutuhan saja sudah sangat bersyukur. Masih banyak yang berkekurangan padahal sudah berpenghasilan setiap bulannya.
Ditambah lagi tidak bekerja sehari saja, kebutuhan menjadi terbengkalai karena tidak bisa dipenuhi secara maksimal. Apalagi saat terkena sakit berat, tidak bisa kerja lagi, namun biaya hidup sehari hari tetap jalan. Sangatlah berat dijalani sehingga harus benar-benar memutar otak bagaimana kebutuhan tetap terpenuhi.
Sakit yang menghambat rutinitas pekerjaan kita bisa dalam bentuk sakit yang ringan dan sakit yang parah. Kalau sakit yang ringan, seperti demam, batuk, pilek, pusing, atau yang lainnya masih bisa ditolerir, karena hanya akan berlangsung beberapa hari saja sehingga setelah sembuh bisa segera masuk kerja.
Ini dikarenakan sakit ringan tersebut masih mudah diobati. Tidak membutuhkan biaya perawatan kesehatan yang mahal. Cukup dengan membeli obat di warung saja sudah sembuh. Kalaupun periksa ke dokter pun juga akan cepat sembuh.
Yang paling menyedihkan adalah saat terkena sakit berat, tidak bisa kerja lagi, namun biaya hidup sehari hari tetap jalan. Sakit berat yang parah dan membutuhkan perawatan khusus. Harus menjalani rawat inap di rumah sakit beberapa waktu dan biayanya pun besar.
Untuk biaya rumah sakit sudah memberatkan, ditambah dengan beban memikirkan kebutuhan rumah tangga. Tidak akan mungkin kita berhenti makan. Setiap hari harus makan. Makan membutuhkan uang untuk belanja setiap hari, bahkan sampai tidur pun membutuhkan uang. Jika tidak memiliki uang maka akan membuat gelisah.
Beban hidup menjadi semakin berat. Rasa putus asa pun bisa jadi dengan mudah menghampiri. Bisa saja nekat melakukan hal yang tidak diinginkan. Apalagi jika penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh. Biaya rumah sakit per hari bertambah dan rasa sakit semakin menyiksa. Apalagi sebagai kepala rumah tangga, maka akan lebih menyayat hati.
Rasa tanggung jawab sebagai suami dan ayah untuk mencari nafkah menjadi terganggu. Akan muncul rasa tidak berguna sebagai suami sekaligus ayah. Tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga.
Akibat terkena sakit berat, tidak bisa kerja lagi, namun biaya hidup sehari hari tetap jalan ini membuat angka kemiskinan menjadi bertambah. Untuk biaya pengobatan, hutang pun dilakukan. Sampai hutang menumpuk, penyakit masih enggan pergi. Alhasil aset-aset yang dimiliki pun dijual untuk menutupi hutang. Perekonomian semakin memburuk dan terus memburuk.
Karena terkena sakit berat, tidak bisa kerja lagi, namun biaya hidup sehari hari tetap jalan pun juga menyebabkan siklus pergantian peran berlaku. Istri yang ganti menjadi kepala rumah tangga. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, karena suami-suami sakit, maka istri harus bekerja.
Disamping lelah mengurus rumah tangga, istri harus menggadaikan punggungnya untuk keluarga. Sama seperti apa yang dilakukan suami dalam mencari nafkah. Oleh sebab itulah penting untuk mengasuransikan kepala keluarga alias suami dengan asuransi sakit kritis Allianz. Sebenarnya setiap anggota keluarga perlu untuk dilindungi dengan asuransi penyakit kritis Allianz.
Karena jika salah satu saja anggota keluarga yang terkena penyakit kritis, tetap imbasnya yang harus menanggung beban finansial yang besar adalah seluruh anggota keluarga. Misal yang kena adalah istri atau anak, tentunya suami juga harus menyediakan uang yang banyak untuk membiayai biaya pengobatan untuk istri atau anak kan.
Tidak mungkin seorang suami atau ayah tega hanya melihat istri atau anak nya terkena sakit parah tapi tidak berbuat apa apa. Apabila setiap anggota keluarga yaitu suami, istri dan anak masing masing telah terlindungi dengan asuransi penyakit kritis, maka apabila ada salah satu anggota keluarga yang kena sakit kritis, maka uang santunan asuransi penyakit kritis Allianz akan cair.
Uang ini dapat dimanfaatkan untuk biaya pengobatan atau untuk kebutuhan lainnya. Karena diberikan dalam bentuk uang tunai, maka penggunaannya sangat fleksibel sekali. Bebas mu dipergunakan untuk apa uang santunan tersebut. Setelah uang itu di transfer ke rekening nasabah, uang tersebut sudah menjadi hak nasabah sepenuhnya.
Hanya saja jika budget Anda terbatas untuk membayar premi, Anda dapat mengutamakan untuk melindungi suami/kepala keluarga/ pencari nafkah utama/ tulang punggung keluarga dulu dengan asuransi penyakit kritis ini. Jika rezeki Anda sudah bertambah baru Anda bisa menambah untuk mengasuransikan anggota keluarga yang lainnya.