Selama ini mungkin sudah banyak yang mengetahui RBC perusahaan asuransi jiwa secara umum (yang konvensional) yaitu minimum 120%. Akan tetapi kita jarang tahu berapa RBC minimal dana tabarru’ pada asuransi syariah yang ditetapkan pemerintah, baik yang berupa Unit Usaha Syariah dari Asuransi Konvensional maupun Asuransi Syariah yang berdiri sendiri sebagai badan usaha.
Minimum RBC Tabarru yaitu sebesar 30%. Dan ada berita bahwa Otoritas Jasa Keuangan berencana mengubah penghitungan tingkat solvabilitas asuransi syariah dan menaikkan persentase minimal dari 30% menjadi 120% sebagai upaya meningkatkan kapasitas industri asuransi syariah di Indonesia.
Berikut beritanya yang dikutip dari:http://finansial.bisnis.com/read/20151201/215/497332/rbc-asuransi-syariah-aturan-baru-terbit-desember
RBC ASURANSI SYARIAH: Aturan Baru Terbit Desember
Bisnis.com, JAKARTA–Otoritas Jasa Keuangan menyatakan aturan baru mengenai penghitungan tingkat solvabilitas perusahaan asuransi syariah akan dikebut untuk diterbitkan pada akhir tahun ini.
Moch. Muchlasin, Direktur Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah OJK, mengatakan aturan yang saat ini masih berbentuk draft POJK tersebut akan dirinci dalam bentuk Surat Edaran yang paling lambat diterbitkan pada pekan kedua Desember.
“Secepatnya. Perkiraan minggu kedua Desember,” katanya, kepada Bisnis.com.
Muchlasin enggan merinci dampak dari perubahan penghitungan tingkat solvabilitas atau risk based capital (RBC) perusahaan asuransi syariah tersebut pada saat ini.
“Untuk cara penghitungan dan apa pengaruhnya tunggu saja SE yang akan segera terbit,” ujarnya.
Selama ini, Peraturan Menteri Keuangan No.10/2011 menetapkan tingkat solvabilitas dana tabarru (premi syariah) perusahaan asuransi syariah minimal 30% dari dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang kemungkinan timbul akibat deviasi dalam pengelolaan kekayaan/kewajiban.
Dalam Draft Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Syariah, cara penghitungan tingkat solvabilitas asuransi syariah diubah.
Sebelumnya, penghitungan mengacu pada dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko namun nantinya mengacu dari Dana Tabarru Minimum Berbasis Risiko (DTMBR) dan Modal Minimum Berbasis Risiko (MMBR). Perubahan cara penghitungan tersebut membuat persentase RBC minimal 30% saat ini akan naik menjadi 120%.
Secara rinci, draft itu menyatakan perusahaan wajib menjaga tingkat solvabilitas dana tabarru minimal 120% dari Dana Tabarru Minimum Berbasis Risiko (DTMBR). Perusahaan juga wajib menjaga tingkat solvabilitas perusahaan minimal 120% dari Modal Minimum Berbasis Risiko (MMBR).
RBC Dana Tabarru Asuransi Allianz Syariah 462,04%
Menanggapi berita tersebut, kami hendak menginformasikan bahwa RBC Dana Tabarru’ Asuransi Allianz Syariah jauh melampaui batas minimum dari pemerintah yang saat ini 30%. Pun jika aturan baru yang ditetapkan oleh OJK berlaku yaitu RBC Dana Tabarru’ 120%, Allianz Syariah masih jauh melampaui.
Ya, RBC dana tabarru Allianz Syariah mencapai 462,04%, jauh melampaui aturan minimum yang ditetapkan pemerintah melalui OJK. (Klik disini untuk download laporan keuangan Asuransi Allianz Syariah).
Yang mana hal ini akan membuat rasa aman kepada nasabah karena secara kondisi keuangan, Allianz Syariah sangatlah sehat. Oleh karena itu, jangan ragu berasuransi syariah dengan Tapro Allisya dari Allianz Syariah.
