Asuransi jiwa Allianz bagus untuk istri dan anak anak. Mengapa bagus? Karena memberikan rasa aman kepada istri dan anak anak di saat suami/ayah/kepala keluarga tiba tiba meninggal dunia terlebih dahulu dan meninggalkan mereka. Apalagi jika istri sama sekali tidak bekerja, dan tidak pernah bekerja. Tidak ada skill apa apa dan tidak ada pengalaman bekerja. Sepeninggal suami mau makan apa dirinya dan anak anak nya? Makan batu?
Karena itu asuransi jiwa Allianz itu penting untuk mempersiapkan uang warisan yang dapat dimanfaatkan oleh istri untuk menghidupi keluarganya sepeninggal suami nya.
Seorang suami yang telah menjadi peserta asuransi jiwa Allianz, apabila tiba tiba dia meninggal dunia baik karena sakit penyakit atau kecelakaan, maka perusahaan asuransi Allianz akan memberikan uang santunan dalam jumlah besar (biasanya mulai dari ratusan juta sampai miliaran rupiah tergantung kesepakatan di awal saat suami mendaftar menjadi peserta).
Uang santunan itu biasanya tepat sasaran kok di berikannya karena sesuai dengan ahli waris/penerima manfaat yang memang telah ditunjuk dan ditentukan oleh si suami dikala dia masih hidup. Jika sudah berkeluarga sudah pasti uang santunan warisan tersebut akan diberikan ke istri dan anak anak.
Jika seseorang yang belum berkeluarga yang menjadi peserta asuransi Allianz maka biasanya yang menerima manfaat uang santunan di saat dia meninggal adalah orang tua atau saudara kandung yang telah ditunjuknya.
Nama ahli waris biasa tertera kok di dalam polis asuransi nya sehingga penyerahan uang santunan itu juga akan tepat sasaran yaitu sudah pasti yang berhak yang akan menerima nya. Yang berhak itu ya memang orang yang telah ditentukan oleh si almarhum semasa dia hidup untuk menerima uang santunan warisan tersebut.
Semakin tinggi uang santunan meninggal dunia yang diminta maka semakin tinggi juga premi asuransi bulanan yang mesti dibayarkan di kala suami masih hidup. Besarnya premi ini bisa diatur sesuai kemampuan keuangan dari suami/keluarga sehingga tidak memberatkan. Dari gaji suami setiap bulan (apabila suami adalah seorang karyawan) maka tinggal sisihkan saja sebagain kecil gaji nya untuk membayar premi bulanan asuransi jiwa Allianz nya.
Ketika suami meninggal, bagaimana nasib istri dan anak yang masih kecil? Tentu Anda tidak membayangkan bagaimana kehidupan mereka selanjutnya jika tidak bisa mencairkan uang warisan Anda kan?
Merencanakan warisan sejak awal juga bisa mencegah hal buruk seperti warisan jatuh ke tangan orang yang salah, meminimalisir konflik keluarga dan bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untuk istri dan anak yang ditinggalkan.
Sebaiknya Anda mulai mencari informasi lebih detail, mendata rinci semua aset dan hutang yang ada, biaya yang dikeluarkan selama pengurusan warisan dan lain-lain. Ketika suami meninggal, bagaimana nasib istri dan anak yang masih kecil?
Tentu Anda bisa menjawab sendiri sebab kehidupan layak telah terjamin dengan baik. Kapan waktu pembuatan perencanaan warisan yang tepat? Tentu saat Anda produktif adalah masa yang paling efektif untuk menghubungi jasa konsultasi yang berpengalaman dan terpercaya.
Menyiapkan Dana cadangan Untuk Keluarga Tercinta lewat Asuransi Jiwa Allianz
Hal penting lain yang wajib dipertimbangkan kepala keluarga adalah memiliki dana cadangan untuk keluarga tercinta. Ketika suami meninggal, bagaimana nasib istri dan anak yang masih kecil pun terjamin sebab adanya persiapan tabungan yang Anda miliki selama masih hidup.
Setidaknya Anda telah menyiapkan rencana kehidupan yang lebih baik kedepannya. Beragam jenis tabungan yang ada bisa menjamin kehidupan mereka kalau Anda meninggal seperti tabungan khusus kesehatan, tabungan masa depan dan dana pendidikan si kecil.
Dengan memiliki dana cadangan khusus, setidaknya Anda bisa menjalani kehidupan dengan lebih tenang. Bukankah tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada hari esok. Tak ada salahnya membagi jenis tabungan tersebut ke dalam beberapa pos agar tidak tergoda mengambilnya meski kondisi darurat.
Ketika suami meninggal, bagaimana nasib istri dan anak yang masih kecil tak lagi membuat pusing. Setidaknya Anda harapan kehidupan yang lebih cerah beberapa waktu hingga anak-anak lebih besar.
Kebanyakan perempuan selalu didoktrin untuk menjadi istri dan ibu yang baik. Tak masalah jika mereka hanya menjadi ibu rumah tangga asal suami bisa mencukupi kebutuhan. Ketika suami meninggal, bagaimana nasib istri dan anak yang masih kecil?
Ya, para perempuan setidaknya harus memiliki keahlian atau skill agar bisa melanjutkan hidup kedepannya. Tentu menikah lagi belum tentu menjadi pilihan yang tepat. Pasalnya, perempuan cenderung setia dan belum tentu mudah melanjutkan hidup dengan pasangan baru.
Ketika suami meninggal, bagaimana nasib istri dan anak yang masih kecil seharusnya bisa disingkirkan saat para perempuan memiliki keahlian atau penghasilan sendiri. Meski suami memiliki dana cadangan namun Anda tidak bisa bertahan dengan hal tersebut, bukan?
Ada banyak pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan tanpa harus meninggalkan buah hati yang masih kecil. Apalagi kecanggihan teknologi dewasa ini mendukung para ibu rumah tangga bekerja tanpa harus meninggalkan anak-anak.
Anda bisa mencoba pekerjaan freelance yang banyak tersedia di internet seperti translator, writer, jasa akuntan dan lain-lain. Bisa pula mencoba menjadi reseller online shop yang banyak digandrungi dewasa ini. Selama masih mampu dan produktif, kenapa tidak menjadi wanita mandiri?
Setidaknya Anda selalu siap dengan kemungkinan terburuk dari kehidupan sekalipun. Nah, ketika suami meninggal, bagaimana nasib istri dan anak yang masih kecil? Ya, selama ada persiapan, ikhtiar dan tawakkal, Tuhan akan memberikan jalan, bukan?
Dan pastinya Anda sebagai suami yang bertanggung jawab dan sayang kepada keluarga harusnya sudah mengantisipasi akan kemungkinan yang terburuk itu kan? Beli asuransi jiwa Allianz untuk diri Anda dan bayar premi bulanan nya setiap bulan, juga tidak akan merugikan Anda kan? Anda tidak akan bangkrut hanya gara gara membayar premi asuransi jiwa dan selama hidup tidak pernah dalam sejarah ada orang yang jatuh bangkrut hanya gara gara membayar premi asuransi jiwa.
Anda bisa ditertawakan apabila memberikan alasan tidak logis seperti itu saat ditawarkan untuk membeli asuransi jiwa. Tuhan menolong dengan cara memberikan Anda kesempatan untuk mengatur hidup Anda sendiri dan mempersiapkan hidup istri dan anak anak Anda kelak jikalau Anda telah tiada. Belajarlah untuk menjadi seorang suami yang bijaksana.
Ungkapkan rasa sayang bukan hanya di mulut saja tetapi buktikan lewat perbuatan. Menjadi peserta asuransi jiwa Allianz merupakan salah satu bentuk perwujudan rasa sayang Anda yang sangat besar kepada istri dan anak anak Anda.
Itu juga menandakan kalau Anda bukan suami yang egois namun suami yang masih memikirkan bagaimana nasib istri dan anak anak jika Anda dipanggil duluan menghadap Yang Mahakuasa. Ada suami yang egois malah mengatakan begini : “kamu suruh saya beli asuransi jiwa agar mau mendoakan saya cepat mati” ?
Kabar buruknya adalah ada asuransi jiwa Allianz atau tanpa asuransi jiwa Allianz, toh Anda juga akan mati kan suatu saat nanti. Hanya gak tahu saja kapan waktunya. Jika bisa berumur panjang ya bersyukurlah pada Tuhan masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup di dunia ini. Namun jika dipanggil duluan, maka gak tahu gimana nasib istri dan anak anak di rumah.
Tidak ada kok yang mengatakan kalau beli asuransi jiwa Allianz maka Anda akan mati muda dan jika tidak ada asuansi jiwa Allianz maka Anda akan panjang umur. Hidup mati itu sudah ada yang atur. Anda tidak punya kuasa dan power untuk mengaturk kapan Anda meninggal. Tapi Anda punya kuasa dan punya power untuk mengatur apa yang akan Anda tinggalkan/berikan kepada istri dan anak anak Anda dikala Anda meninggal.
Jika punya asuransi jiwa Allianz, setidaknya Anda bisa tenang meninggal kan keluarga Anda tercinta karena sudah ada warisan uang santunan yang bakal mereka terima kelak. Anda akan dikenang oleh keluarga Anda sebagai suami yang sangat bertanggung jawab. Walaupun Anda meninggal lebih dulu tetapi Anda tidak serta merta meninggalkan peran Anda sebagai seorang suami dan ayah yang baik.
