Sering bila saya bertanya kepada orang, apa tujuan Anda bekerja? Dipastikan mereka menjawab ‘untuk mendapatkan penghasilan’ !
Jadi dasar utama dari perencanaan keuangan adalah income atau penghasilan. Tanpa income maka tidak ada elemen yang lain. Namun ironisnya hanya sedikit orang yang mengerti dan sadar bahwa income harus dilindungi dan bahkan harus dipertahankan dari tahun ke tahun.
Banyak orang justru berpikir bagaimana bekerja lebih keras, untuk mendapat ncome yang lebih banyak. Memikirkan investasi, agar uangnya berkembang berlipat ganda. Serta mencari peluang peluang baru untuk memperoleh income semaksimal mungkin. Inilah kesalahan yang cukup fatal dalam perencanaan keuangan.
Kalau kita melihat sebuah permainan sepak bola tentunya setiap team berharap akan memenangkan pertandingan dengan sebanyak mungkin menciptakan goal.
Striker atau penyerang tugasnya adalah merobek jala lawan. Setiap peluang harus diambil untuk menciptakan goal. Bila seorang striker dalam permainan tersebut bermain jelek, tidak berhasil memasukkan bola pada gawang apakah berakibat fatal?
Tidak, karena mereka akan menunggu peluang yang ada lagi untuk menciptakan goal. Namun bila seorang kiper bermain jelek, maka akibatnya akan fatal. gawangnya kebobolan, bisa dipastikan teamnya menuju kekalahan. Kiper tidak boleh melakukan kesalahan.
Demikian juga dalam perencanaan keuangan, striker atau penyerang adalah bagian dari investasi atau bisnis. Bila investasi jelek masih ada kesempatan berikutnya. Sedangkan kiper dalam hal ini adalah bagian yang menjaga keamanan income.
Dia tidak boleh melakukan kesalahan. Kesalahan kiper dalam perencanaan keuangan akan berakibat fatal pada keluarga tersebut. Bila tidak punya kiper, maka income tidak ada yang melindungi. Disinilah peran asuransi sebagai kiper yang menjaga gawang keuangan keluarga.
Pada umumnya masyarakat hanya berpikir tentang mendatangkan income dan kemudian bagaimana mengembangkan incomenya agar berlipat ganda. Mereka tidak pernah memikirkan bagaimana melindungi incomenya. Kalaupun mereka sempat memikirkannya, justru melindungi income diletakkan di bagian yang terakhir.
Kenyataan banyak terjadi, sebagian orang mengalami musibah kehilangan income dan kehilangan kemampuan untuk menghasilkan income secara permanen, pada saat mereka berusaha mendatangkan income dan berinvestasi.
Dalam perencanaan keuangan keluarga, melindungi income merupakan hal penting, yang mendapat prioritas setelah mendatangkan income. Setelah itu baru memikirkan bagaimana mengembangkan income lagi atau berinvestasi.
Sering orang tidak mau melindungi incomenya dengan dasar pemikiran harus mengeluarkan uang. Mereka tidak rela seakan membuang uangnya untuk sesuatu yang tidak pasti.
Padahal untuk mendatangkan income pun seseorang harus mengeluarkan biaya seperti Bisa biaya produksi dan biaya pemasaran untuk memulai usahanya, yang sesungguhnya juga belum mendapatkan kepastian soal hasilnya.
Demikian juga dalam berinvestasi selalu ada biaya yang harus dibayarkan. Entah kepada Manager Investasi, atau membayar pajak. Dimana semua investasi selalu mengandung resiko seberapapun kecilnya. Maka hal yang wajar bila untuk melindungi income juga harus mengeluarkan biaya semacam premi asuransi.
Apa yang menyebabkan seseorang bisa kehilangan income ?
Krisis ekonomi yang kerap terjadi bisa mengurangi kemampuan seseorang menghasilkan income, bahkan banyak yang kehilangan income secara drastis. Namun situasi semacam ini masih bisa diatasi selama orang tersebut masih sehat dan punya semangat kerja. Dia bisa memulai lagi dan berjuang kembali untuk memperoleh income.
Sakit kritis dengan cepat bisa menghentikan income seseorang. Bahkan menghabiskan uang yang telah dikumpulkan dengan susah payah. Sering malah menjadi beban secara finansial bagi keluarganya. Situasi ini dari seorang penghasil income menjadi penghabis income.
Dan terakhir adalah kematian yang menghentikan income. Tuhan tidak pernah berunding ketika akan memanggil seseorang. Meninggal adalah sesuatu yang pasti. Namun yang tidak ada kepastian adalah waktunya.
Kematian seorang kepala keluarga berarti juga KEHILANGAN SUAMI, AYAH, dan PENGHASILAN !!
Dalam situasi di atas, tidak cara yang lebih baik yaitu dengan mentranferkan resiko kepada pihak lain. Dan mekanismenya hanya asuransi jiwa yang bisa menanggung resikonya, selama kita memenuhi persyaratan. Karena untuk bisa mentranfer resiko kita ke perusahaan asuransi jiwa, kita harus dalam keadaan sehat terlebih dahulu.
Karena yang bisa menjadi peserta asuransi jiwa hanya orang yang masih sehat, bukan orang yang sudah menderita sakit penyakit tertentu. Oleh karena itu asuransi jiwa harus dimiliki secepatnya selagi masih sehat. Jika Anda masih berusia muda dan masih sehat maka inilah saatnya untuk memiliki asuransi jiwa.
Sangatlah wajar bila kita melindungi penghasilan/income kita, karena income sangat penting bagi kita dan keluarga. Semua asset yang sudah diperoleh, mulai rumah, mobil, deposito, emas, usaha, dibeli dan dibayar melalui income kita.
Sering orang lebih melindungi aset aset nya daripada sumber incomenya. Banyak mobil mewah diasuransikan, namun kadang pemiliknya tidak mempunyai polis asuransi sama sekali seperti asuransi jiwa, asuransi penyakit kritis atau asuransi kesehatan.
Bila ada Angsa yang bisa bertelor emas, dan Anda hanya boleh memilih satu saja yang diasuransikan, mana yang Anda pilih, Angsa atau Telornya ?
Ya Anda pasti memilih Angsa nya yang di asuransikan. Karena Angsa lebih berharga daripada telor emasnya. Angsa itu setiap saat akan bertelor emas.
Ilustrasi ini mengatakan kepada kita bahwa setiap dari kita adalah angsa yang bertelor emas. Jadi prioritas pertama dalam membeli asuransi adalah mengasuransikan diri kita sendiri. Setelah itu barulah kita melindungi aset aset kita.
Seperti halnya dalam sebuah bangunan, bagian terpenting adalah pondasi. Penampakan luar bukan tidak penting, namun tanpa pondasi yang kuat dan kokoh tidak ada gunanya keindahan bangunan.
Keindahan yang dibuat di bangunan tersebut membutuhkan biaya yang mahal, dan menimbulkan banyak kerugian bila bangunannya hancur akibat pondasi yang tidak diperhitungkan sehingga bangunan mengalami penurunan dan roboh.
Biaya pondasi tidak murah, bisa menghabiskan 20 – 30 % dari keseluruhan biaya bangunan. Pondasi tidak indah, tidak menarik, bahkan tidak kelihatan. Orang yang mendiami bangunan pun tidak bisa merasakan manfaatnya secara langsung.
Tetapi pondasi harus tetap ada, tidak bisa asal asalan, dan materialnya tidak bisa menggunakan yang murahan. Namun membutuhkan perhitungan khusus.
APAKAH ANDA SUDAH MEMILIKI PONDASI YANG KOKOH UNTUK PERENCANAAN KEUANGAN ANDA? Jika belum mari siapkan pondasi yang kokoh melalui asuransi jiwa Allianz.