Apakah yang dimaksud dengan hilangnya kemandirian hidup? Mana yang lebih parah antara hilangnya kemandirian hidup dengan kematian? Jika meninggal dunia, hidup kita langsung berhenti sampai di detik itu juga.
Sedangkan hilangnya kemandirian hidup, meskipun kita masih hidup dan bernafas, tapi kita sudah tidak bisa melakukan apa pun juga seorang diri. Dalam melakukan aktivitas sehari hari, kita tergantung sepenuhnya kepada orang lain.
Jadinya hidup kita sangat merepotkan orang lain yang ada di dekat kita. Salah satu anggota keluarga kita akan mengurus kebutuhan sehari hari kita. Jika tidak ada satu orang anggota keluarga pun yang mampu untuk melakukan ini disebabkan karena masing masing punya kesibukan sendiri2 maka biasanya mereka anak menggaji dan menyewa seorang suster / perawat untuk melakukan pekerjaan ini.
Sebagai manusia, kita sudah pasti akan meninggal dunia suatu saat nanti. Namun jika hilangnya kemandirian hidup, belum tentu akan dialami oleh setiap orang.
Namun tidak ada salahnya apabila kita mengambil langkah Prepare for the worst (antisipasi dari yang terburuk), karena sebenarnya itulah hakikat asuransi. Di antara hal-hal buruk yang mungkin dialami manusia, ada satu yang paling buruk, yaitu hilangnya kemandirian hidup. Jadi kemungkinan dialami itu tetap ada karena tidak ada satu orang pun yang mampu meramal akan sperti apa nasibnya kelak di kemudian hari.
Hilangnya kemandirian hidup berarti ketidakmampuan melakukan beberapa aktivitas dasar manusia, yaitu:
- Menyuap (makan, minum)
- Mandi
- Berpakaian
- Beralih tempat
- Buang air
Ketidakmampuan melakukan sebagian atau seluruh aktivitas dasar tersebut berarti juga kehilangan kemampuan untuk bekerja mendapatkan penghasilan. Jika dia seorang karyawan, dalam waktu beberapa bulan atau maksimal satu tahun, dia harus rela diberhentikan, karena tidak ada perusahaan yang mau menggaji orang yang tidak menghasilkan.
Jika dia seorang pekerja mandiri, tidak bisa bekerja lagi membuat penghasilannya otomatis berhenti. Hanya seorang pemilik bisnis besar atau investor besar dengan penghasilan pasif yang besarlah yang diperkirakan akan mampu menanggulangi masalah ini, tapi kebanyakan orang bukanlah pemilik bisnis besar dan bukan pula investor besar.
Sementara itu, pada saat yang sama, biaya hidup masih harus dipenuhi dan begitu pula biaya untuk pengobatan, khususnya jika masih ada harapan pulih kembali.
Orang yang kehilangan kemandirian hidup, berarti hidupnya bergantung sepenuhnya pada orang lain. Orang lain itu bisa jadi pasangannya, anaknya, orangtuanya, saudaranya, atau perawat, atau gabungan dari semuanya.
Orang yang hidup dengan cara ini, besar kemungkinan dia akan merasa dirinya tidak berguna. Apa lagi yang lebih menyedihkan daripada hidup tanpa guna? Apa lagi yang lebih memilukan daripada hidup menjadi beban orang lain, walaupun itu orang-orang dekatnya dan mereka rela?
Poin-poin di atas membedakan hilangnya kemandirian hidup dengan risiko buruk lainnya, yaitu kematian. Kenapa kematian tidak saya sebut sebagai risiko terburuk? Karena masalah yang ditimbulkannya secara keuangan hanya satu, yaitu putusnya penghasilan. Sementara hilangnya kemandirian hidup ada empat: putusnya penghasilan, biaya hidup terus berlanjut, biaya pengobatan terus berlangsung, dan hidup menjadi beban orang lain.
Mungkin ada yang beranggapan, ah, hilangnya kemandirian hidup kan kemungkinannya kecil, sedangkan kematian itu pasti. Oke, anggaplah kemungkinannya kecil. Tapi sesungguhnya ini bukan soal besar-kecilnya kemungkinan, melainkan bahwa kemungkinannya ada. Dan jika ternyata harus terjadi, skenarionya mudah saja.
Sebab
Hilangnya kemandirian hidup dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
1. Kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total.
Cacat tetap total berarti tidak berfungsinya kedua lengan, atau kedua kaki, atau kedua mata, atau kombinasi dari ketiga anggota tubuh tersebut. Orang normal yang tiba-tiba mengalami cacat total, pastilah kehilangan sebagian besar kemampuan dasarnya, dan harus belajar lagi dari awal untuk menyesuaikan diri dengan kondisinya yang baru.
2. Penyakit kritis yang tidak tersembuhkan atau menimbulkan kelumpuhan
Hampir seluruh penyakit kritis, jika tidak tertangani dengan cepat dan tepat, dapat berakibat hilangnya kemandirian hidup. Contohnya tidak usah jauh-jauh. Stroke, yang dulu kerap disebut penyakitnya orang kaya, kini dapat menyerang siapa saja tanpa pandang kepemilikan harta.
Stroke dipicu putusnya suplai oksigen ke otak akibat penyempitan atau pecahnya pembuluh darah yang mengalir ke otak. Karena tak beroleh makanan, walau cuma beberapa detik hingga menit, sel-sel otak pun kelaparan dan mati. Lalu koordinasi dengan anggota badan yang berhubungan pun terhenti.
Solusi Allianz
Allianz Life Indonesia dengan produk Tapro (Allisya Protection Plus), menyediakan tiga produk rider yang menjangkau proteksi atas kondisi-kondisi terburuk yang mungkin dialami manusia, yaitu:
- ADDB (Accident Death and Disability Benefit), menanggung cacat sebagian, cacat total, dan meninggal dunia karena kecelakaan.
- TPD (Total Permanent Disability), menanggung cacat tetap total, karena sakit ataupun kecelakaan.
- CI,CI+, atau CI100, menanggung dari 49 sampai 100 kondisi penyakit kritis. Di antara tiga produk rider, CI100 adalah yang paling lengkap cakupan perlindungannya, karena di dalamnya ada TPD dan hilangnya kemandirian hidup. Hilangnya kemandirian hidup yang disebabkan penyakit kritis, jauh lebih besar dampak keuangannya dibanding oleh sebab lain. Oleh karena itu, proteksi penyakit kritis adalah asuransi yang paling penting dimiliki oleh siapa saja yang telah sadar akan pentingnya prepare for the worst.
Kesimpulan
Kebanyakan orang tidak punya asuransi. Orang yang sudah punya asuransi, pada umumnya manfaatnya masih kecil-kecil sehingga kurang membantu ketika dibutuhkan. Ada sebagian orang yang punya asuransi dengan manfaat pertanggungan besar, tapi cakupannya masih terbatas pada proteksi meninggal dunia dan asuransi kesehatan rawat inap.
Jadi, baiklah anda telah berasuransi. Tapi, seberapa buruk kondisi yang telah anda antisipasi?