Pernahkah anda mendengar cerita tentang keluarga yang jatuh bangkrut demi membiayai biaya pengobatan dari salah satu anggota keluarga nya yang terkena penyakit kritis? Apabila anda merupakan salah satu korban penderita penyakit kritis dan anda tidak memiliki cukup dana untuk mengobati penyakit kritis yang anda derita (rata rata biaya pengobatan penyakit kritis, jumlahnya sangat besar sekali bahkan ada yang dianjurkan untuk berobat di luar negeri), mungkin anda bisa bersikap pasrah dengan mengatakan bahwa anda akan terima saja dan tidak berniat untuk mengobati penyakit kritis ini.
Tetapi apabila penyakit kritis ini bukan diderita oleh anda namun salah satu anggota keluarga anda misalnya suami, istri, adik, kakak, orang tua, anak, maupun cucu anda, apakah anda rela hanya melihat saja tanpa bisa berbuat apa apa? Apakah anda hanya bisa bersikap pasrah saja melihat orang yang anda cintai menderita?
Siapa sih manusia di dunia ini yang mau terkena penyakit kritis? Saya yakin tidak seorang pun yang menginginkan hal itu. Namun apabila penyakit kritis tertentu datang menghampiri kita maupun salah satu anggota keluarga kita, apakah kita bisa menghindar?
Apakah kita bisa tahu kapan akan terkena sakit kritis maupun apakah kita bisa memprediksi siapa dari anggota keluarga kita yang mungkin akan terkena penyakit kritis suatu saat nanti? Ya, tidak seorangpun yang tahu.
Misalnya anda mulai berkebiasaan memiliki gaya hidup sehat mulai dari sekarang juga tidak menjamin bahwa suatu saat anda akan terhindar dari sakit kritis. Sejujurnya anda tidak bisa menghindari takdir yang akan menimpa hidup anda.
Namun kabar baiknya adalah anda dapat mengantisipasi apabila penyakit kritis ini akan anda atau salah satu anggota keluarga anda derita kelak. Caranya bagaimana? Tentunya dengan membeli asuransi penyakit kritis (critical illness insurance).
Di Allianz, anda bisa membeli polis asuransi jiwa Tapro yang telah dilengkapi dengan manfaat perlindungan penyakit kritis. Ada 3 manfaat perlindungan sakit kritis yang bisa anda pilih di asuransi Allianz yaitu CI, CI+ dan CI100. Klik di nama produk manfaat sakit kritis tersebut untuk mengetahui fungsi dan manfaatnya masing masing.
Indonesia rawan penyakit kritis dibandingkan negara-negara maju. Berbeda dengan kondisi di negara maju, di Indonesia, 80 persen masyarakatnya jauh dari harapan hidup sehat. Banyak masyarakat kita akhirnya menderita penyakit kritis karena tak kunjung berobat, akibat kekurangan uang. Sementara itu, 20 persen masyarakat menengah ke atas uangnya habis untuk mengobati penyakit kritis. Hal ini terjadi karena mereka kurang peduli untuk melakukan pemeriksaan dini.
Salah satu pengamat kesehatan di Indonesia pernah mengatakan “Mayoritas penduduk Indonesia cenderung tidak waspada dan gemar menunda pengobatan, sehingga penyakit terlambat diketahui atau sudah terlanjur stadium lanjut.
Masyarakat seringkali mengabaikan check up atau deteksi dini.” World Health Organization (WHO) dan World Bank memperkirakan, 12 juta penduduk Indonesia didiagnosa menderita penyakit kritis di tahun 2010.
Sementara itu, di tahun 2008, ada 36,1 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kritis. Tentunya semakin ke depan jumlah ini akan semakin bertambah seiring dengan semakin tidak sehatnya gaya hidup masyarakat.
Berdasarkan banyaknya penderita, penyakit kritis pada urutan pertama di Indonesia adalah jantung, kanker dan tumor, serta hipertensi. Berdasarkan prediksi Kementerian Kesehatan tahun 2011, jumlah penderita kanker akan mendekati jumlah penderita penyakit jantung dan stroke, yaitu sekitar 230 ribu orang.
Sementara itu, jumlah pasien kanker, penyakit jantung, dan stroke diproyeksikan mencapai 750 ribu orang. Menurut para dokter, penanganan penyakit kritis sejak awal sangat penting. Sebab, jika sudah terlambat, biayanya akan semakin tinggi. Check up bisa mengurangi biaya perawatan kesehatan. Pasalnya, semakin dini penyakit diketahui, pengobatan akan semakin mudah dan murah.
Jika penyakit kritis sudah mencapai stadium lanjut, pengobatan bakal lebih sulit dan biayanya pun mahal. Meski akhirnya berhasil diobati, penyakitnya sudah terlanjur menyebar. Pasien yang sembuh juga akan cacat, karena salah satu organ tubuhnya telah rusak.
Misalnya penyakit stroke, walaupun sudah diobati dan sembuh, pasien tetap saja cacat. Penderita tidak bisa sehat seperti semula, sehingga kualitas hidupnya akan buruk. Itulah sebabnya, check up perlu dilakukan. Selain meminimalisasi biaya, deteksi dini bermanfaat untuk menjaga kualitas hidup juga.
Salah satu kesalahan masyarakat Indonesia adalah masih percaya pada pengobatan alternatif. Ketika merasa nyeri bukannya langsung berobat, malah mampir ke orang pinter , paranormal atau dukun dulu. Akibatnya, saat diperiksakan ke dokter, kondisinya sudah terlambat. Penduduk Indonesia lebih berisiko terkena penyakit kritis terutama karena enam faktor.
Faktor pertama adalah wawasan kesehatannya yang masih rendah. Kedua, sistem family doctor belum menjadi tradisi. Ketiga, check up belum menjadi kegiatan rutin. Keempat, tidak semua masyarakat mampu berobat setiap sakit.
Kelima, meningkatnya pendapatan kalah cepat dengan percepatan kenaikan ongkos untuk berobat. Keenam, dampak globalisasi yang terakulturasi, seperti gaya hidup kebarat-baratan, terutama mengonsumsi makanan cepat saji yang mengandung kalori dan lemak tinggi.
Menu harian yang tidak sehat menjadi penyebab utama penyakit kanker. Bukan hanya porsi makan yang harus diperhatikan, tetapi juga kualitas makanan yang dikonsumsi. Ia memaparkan, jajanan banyak yang mengunakan bahan-bahan kimia yang mengandung zat adiktif. Contohnya, dalam krupuk dan kripik terdapat obat penggaring.
Demikian pula dalam mie juga mengandung obat anti lengket. Gula pasir dan bahan penyedap makanan juga mengandung bahan kimia. Orang yang mengonsumsi makanan tersebut dalam menu harian, selama puluhan tahun, tentu beresiko terkena kanker.
Untuk menghindari kanker, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan sehat, seperti ubi, singkong dan daunnya, bayam, kangkung, serta buah-buahan. Selain itu, masyarakat juga harus sering berolahraga, misalnya jalan kaki selama 45-50 menit. Saat ini, orang-orang yang paling sehat di dunia berasal dari Okinawa, Jepang. Usia mereka bisa mencapai angka maksimal hidup manusia, yakni 120 tahun. Ini dikarenakan mereka masih mengonsumsi makanan tradisional yang sehat.
Penyakit kritis yang beresiko kematian menguras biaya yang tinggi, karena memerlukan terapi yang mahal. Pengobatannya membutuhkan peralatan medis yang canggih.
Biaya itu akan sangat membebani keuangan keluarga. Oleh karena itu, check up merupakan pemeriksaan yang wajib dilakukan. Bagi yang berpotensi terkena kanker atau orangtua dan keluarganya pernah terkena kanker, sebaiknya check up enam bulan sekali. Sedangkan orang yang tidak berpotensi kanker bisa check up setahun sekali.
Selain itu juga bisa memproteksi diri dengan memiliki asuransi jiwa yang dilengkapi dengan manfaat perlindungan penyakit kritis dari Allianz. Menjalani gaya hidup sehat dan melakukan check up medis merupakan upaya yang efektif untuk meminimalisasi risiko terkena penyakit kritis selain karena kemajuan teknologi saat ini membuat check up medis lebih akurat dalam mendeteksi penyakit kritis sejak dini.
Selain itu tentu saja jangan lupa untuk membeli polis asuransi jiwa Tapro Allianz yang dengan manfaat tambahan perlindungan penyakit kritis (critical illness) pada saat anda masih sehat. Karena jika anda telah terdiagnosa penyakit kritis, maka tidak ada satupun perusahaan asuransi yang akan menerima permohonan/ pengajuan asuransi anda lagi
Untuk konsultasi, bertanya atau membeli asuransi Allianz, silahkan hubungi kami melalui no kontak di bawah ini.