Ngaben merupakan upacara adat umat Hindu di Bali, tradisi Ngaben ini salah satu magnet wisata di daerah Bali. Upacara ini termasuk upacara yang ditujukan kepada para leluhur atau biasa disebut Pitra Yadnya. Pengertian dari kata Ngaben sendiri beraneka ragam, yaitu pertama Ngaben dilihat dari etimologis asal kata dari api dan mendapat awalan Nga dan mendapat akhiran –an. Disini menjadi sebuah kata Ngapian.
Ngapian menjadi Ngapen dan lama-kelamaan masyarakat sering mengucapkan menjadi Ngaben. Masyarakat setempat mengkaitkan upacara Ngaben dengan api, sedangkan api yang digunakan dalam upacara ini ada dua jenis. Pertama, api sebenarnya atau api konkrit dan kedua, api yang asalnya dari Puja Mantra Pendeta pemimpin upacara Ngaben atau api abstrak.
Versi kedua, pengertian Ngaben asal kata dari beya berarti kekal. Dapat diartikan upacara yang bertujuan untuk memberi bekal untuk leluhur dalam perjalanannya menuju Sunia Loka. Versi ketiga, Ngaben asal kata dari nge-“abu’-in. Kemudian disandingkan berubah menjadi Ngaben dan merupakan upacara yang bertujuan pengambilan unsur-unsur tubuh kepada unsur-unsur alam.
Alasan mengapa upacara Ngaben itu mahal sendiri sebenarnya bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dari budaya Ngaben itu. Nilai yang bisa diambil sangat mahal harganya terutama bagi keluarga yang bersangkutan. Berikut ini rangkaian upacara Ngaben, sehingga upacara Ngaben itu mahal tak hanya mahal dalam hal adat namun juga finansial:
Ngulapin
Alasan mengapa upacara Ngaben itu mahal karena adanya serentetan acara yang membersamai Ngaben. Dan yang pertama adalah dengan upacara Ngulapin, yaitu mediasi pemanggilan Sang Atma, dan dilakukan apabila yang bersangkutan meninggal dunia saat tidak dirumah (misalkan meninggalnya, di rumah sakit, di rumah saudara yang jauh dan lain sebagainya).
Perlakukan terhadap upacara Ngapain berbeda-beda dalam setiap daerah, mengikuti peraturan atau tata cara dari daerah setempat. Pelaksanaan upacara dilakukan di berbagai tempat, ada yang di perempatan jalan, ada di pertigaan jalan, dan ada yang dilakukan di kuburan setempat.
Nyiramin atau Ngemandusin
Upacara ini dilakukan dengan membersihkan atau memandikan jenazah yang biasa melakukannya di halaman rumah keluarga yang meninggal dunia atau disebut natah. Dalam upacara ini terdapat kegiatan pemberian simbol-simbol kepada si jenazah, berupa pemberian bunga melati pada rongga hidung, daun intaran pada alis, belahan kaca pada atas mata, juga perlengkapan yang lainnya.
Bertujuan mengembalikan fungsi-fungsi pada tubuh yang tidak digunakan menuju asalnya. Kepercayaan umat Hindu ketika si jenazah pada masa depan hidup kembali atau bereinkarnasi supaya diberikan anggota tubuh yang lengkap tidak cacat suatu apapun.
Ngajum Kajang
Selembaran kertas-kertas berwarna putih yang didalamnya ditulis oleh pemangku (baik tetua adat di daerah setempat atau pendeta) dalam bentuk berbagai aksara-aksara magis. Ketika penulisan simbol-simbol magis selesai, keluarga jenazah yang bersangkutan akan memulai melaksanakan upacara Ngajum Kajang ini dengan memberikan tekanan dari kajang sebanyak tiga kali.
Perlakukan ini sebagai bentuk kemantaban hati dari para kerabat dalam melepas mendiang jenazah menuju alam selanjutnya. Sebagai bentuk penyatuan hati dari keluarga atau kerabat, dengan ini mendiang bisa melakukan perjalanan ke alam selanjutnya dengan cepat dan tenang.
Ngaskara
Upacara Ngaben itu mahal dari segi budaya karena juga diikuti dengan upacara Ngaskara yaitu penyucian daripada roh mendiang. Upacara ini dilakukan dengan tujuan roh mendiang bisa bersatu kepada Tuhan dan mampu menjadi pembimbing para keluarga dan kerabatnya yang masih hidup di dunia.
Mameras
Asal kata mameras ini dari kata peras artinya sukses, berhasil, juga selesai. Upacara ini dilakukan jika jenazah sudah mempunyai cucu, karena masyarakat setempat percaya cucunyalah yang akan menuntun jalan mendiang dengan doa juga karma baik dari kelakuan mereka.
Papegatan
Berasal dari kata pegat atau putus. Tujuannya untuk memutus hubungan mendiang dengan duniawi dan dengan keluarga yang ditinggalkan. Sebab mereka percaya kedua hal ini bisa menghalangi roh mendingan sampai kepada Tuhan.
Tata cara upacara ini dengan pemberian sesaji yang tersusun pada sebuah lesung batu, dikedua sisinya ada dua cabang pohon dadap dibentuk gawang, dibentangkan di kedua cabang pohon, yaitu benang putih. Benang ini nanti diteroboskan oleh kerabat dan pengusung jenazah sebelum diusung keluar rumah sampai putus.
Pakiriman Ngutang
Yaitu mengusung jenazah dan kajangnya ke kuburan setempat. Dari rumah mendiang masyarakat mengusung jenazah dengan perlengkapan semuanya diiringi dengan “Baleganjur” yang bertalu-talu atau suara dari angklung yang memberikan kesan sedih.
Jenazah akan diarah dengan berputar 3x yang berlawanan dengan arah jarum jam, maknanya sebagai pengembalian unsur Panca Maha Bhuta ke tempatnya.
Ngising
Harga upacara Ngaben itu mahal setelah diikuti dengan upacara Ngising. Yakni upacara pembakaran jenazah yang dilakukan ditempat yang disediakan, jenazah dibaringkan dan diberi sesajen, diperciki pendeta dengan Tirta Pangentas bertindak sebagai api abstrak diiringi Puja Mantra oleh pendeta.
Kemudian jenazah dibakar menjadi abu, tulang belulang hasil pembakaran digilas kemudian dirangkai dalam bentuk buah kelapa gading yang airnya telah dikeluarkan.
Nganyud
Upacara ini dilakukan dengan menghanyutkan semua kekotoran yang tertinggal di roh dengan menghanyutkan abu jenazah, dilakukan di sungai atau di laut.
Makelud
Upacara Ngaben itu mahal nilainya karena memang diakhiri dengan upacara Makelut. Upacara ini dilakukan 12 hari di hitung dari pembakaran jenazah, bertujuan menyucikan dan membersihkan lingkungan keluarga kembali dari kesedihan yang dirasakan keluarga. Filosofi upacara ini berasal dari Wiracarita Mahabharata, ketika Pandawa mengalami hukuman 12 tahun di tengah hutan.
Nah karena upacara Ngaben ini mahal serta memakan biaya yang besar, maka diperlukan sebuah cara agar supaya pihak keluarga tidak merasa terbebani saat mereka akan melakukan ritual tersebut bagi anggota keluarga nya yang telah meninggal?
Bagaimana caranya? Sangat mudah sekali sebenarnya yaitu dengan membeli asuransi jiwa di saat masih hidup. Setiap anggota keluarga mulai dari ayah, ibu dan anak anak, semuanya dibelikan asuransi jiwa.
Banyak orang Indonesia yang suka merasa sensi ketika diminta untuk membeli asuransi jiwa untuk diri sendiri. Mereka berpikir bahwa itu sama dengan menyumpahi mereka agar supaya lekas mati. Padahal tanpa mereka sadari, suatu saat semua orang itu akan meninggal kok.
Hanya waktunya dan cara meninggal nya saja yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Jadi tanpa disumpahi juga, semua orang pasti pada ujung ujungnya akan meninggal.
Coba renungkan apa yang akan Anda berikan dan tinggalkan untuk anggota keluarga Anda kelak apabila Anda yang meninggal duluan dibanding mereka? Apakah harta dan aset yang Anda tinggalkan bagi mereka cukup menjadi bekal bagi mereka untuk menjalani hidup tanpa Anda yang mendampingi di sisi mereka?
Atau Anda ingin meninggalkan uang/ nafkah yang banyak bagi mereka pada saat Anda meninggal sehingga mereka dapat memanfaatkan nya untuk melanjutkan hidup mereka dengan layak?
Bahkan mereka dapat memanfaatkan uang tersebut untuk membiayai upacara Ngaben bagi Anda. Bukankah itu bagus? Berarti asuransi jiwa ini sangat besar manfaatnya kan. Tidak ada lagi alasan untuk menunda nunda untuk membeli asuransi jiwa Allianz? Apalagi Anda tahu kalau upacara Ngaben itu mahal. Dengan Memiliki asuransi jiwa, itu artinya Anda adalah orang yang bertanggung jawab atas hidup Anda dan juga hidup orang lain. Di kala meninggal Anda telah meninggalkan uang warisan/ santunan dari asuransi yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengurusi biaya pemakaman Anda termasuk untuk menyelenggarakan upacara Ngaben ini. Hidup jangan bikin susah orang lain. Ketika meninggal juga jangan bikin susah orang lain. Ayo, pikul tanggung jawab masing masing. Beli asuransi jiwa Allianz sekarang.