Jika anda dihadapkan pada sebuah pilihan hidup saat ini, anda akan memilih mewariskan hutang atau mewariskan uang sebesar 1 Milyar kepada keluarga anda di saat anda meninggal dunia nanti?
Pernahkah Anda merencanakan warisan apa yang akan Anda berikan kepada anak Anda kelak setelah Anda tiada? Pastinya setiap orang ingin membahagiakan keluarga yang dicintainya dengan warisan harta yang cukup untuk mereka melanjutkan hidup, bukan?
Namun, seringkali di dalam perjalanan hidup Kita, kita bisa saja menghadapi musibah yang dapat membuat harta warisan yang telah kita rencanakan tersebut terpaksa berkurang, atau bahkan hilang dan berganti dengan hutang. Alih-alih mewariskan harta yang banyak, kita malah mewariskan banyak hutang kepada anak anak kita, seperti yang dialami oleh keluarga Bapak Sadikin.
Bapak Sadikin (43 tahun) adalah seorang pengusaha rumah kontrakan dan rumah kos yang sukses. Pak Sadikin dn keluarganya dapat hidup berkelimpahan dengan mengandalkan penghasilan dari beberapa rumah kontrakan dan tempat kos yang dimilikinya. Setiap bulan, sebagian dari uang yang dihasilkan dari usahanya itu disisihkannya untuk mengembangkan usaha kontrakannya tersebut, sehingga dia memiliki tiga rumah kontrakan dan satu rumah kos.
Suatu hari, Pak Sadikin jatuh sakit. Oleh dokter, dia didiagnosa menderita kanker paru-paru. Untuk mengobati penyakitnya, dia harus mengeluarkan uang ratusan juta sampai milyaran rupiah. Untuk membiayai pengobatan penyakitnya, Pak Sadikin terpaksa mengambil uang tabungannya di bank, yang semula dialokasikan untuk dana pendidikan bagi ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
Namun, ternyata uang tabungan tersebut masih belum cukup untuk membiayai pengobatannya. Akhirnya, terpaksa satu per satu rumahnya dijual sampai dia tidak memiliki satu pun rumah kontrakan dan rumah kos lagi. Namun begitu, penyakit Pak Sadikin juga tidak kunjung sembuh, malah semakin parah, karena kanker yang dideritanya sudah semakin menjalar ke bagian tubuh yang lain, sampai akhirnya dia meninggal dunia.
Kehidupan keluarga Pak Sadikin berubah drastis dari yang semula berkelimpahan, menjadi sangat miskin karena istinya terpaksa meminjam uang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Keluarga dan kerabat dekatnya juga sudah tidak bisa menolong mereka lagi karena mereka sudah meminjamkan uang dalam jumlah yang sangat banyak.
Kejadian di atas mungkin tidak hanya dapat terjadi pada keluarga Pak Sadikin. Setiap orang dapat saja mengalami penyakit kritis yang tidak dapat kita duga sebelumnya dan dapat mengancam kenyamanan hidup keluarga kita.
Tetapi, sebelum musibah itu terjadi dan menyebabkan beban hutang yang besar ke istri dan anak anak kita, bukankah akan jauh lebih baik jika kita terlebih dahulu melakukan persiapan dan melindungi penghasilan keluarga kita dari risiko seperti itu?
Asuransi Jiwa Tapro Allianz memberikan manfaat berupa pemberian santuan uang tunai dalam jumlah besar (ratusan juta sampai milyaran) jika anda terindikasi terkena sakit kritis seperti kanker, gagal ginjal, serangan jantung, komplikasi diabetes akut, stroke, dll.
Jadi jika anda punya pilihan untuk memilih di saat anda masih sehat saat ini, anda akan memilih mewariskan hutang yang besar atau mewariskan uang sebesar 1 Milyar kepada keluarga anda di saat anda meninggal dunia nanti?
Hutang yang besar dapat timbul bukan dari gaya hidup yang boros saja tapi juga bisa muncul karena mengobati sakit kritis seperti kasus bapak Sadikin tadi. Aset dijual semua, pinjam uang sana sini, semua utk biaya pengobatan.
Mengapa mau pakai uang sendiri, yang ditabung dengan susah payah sejak masih muda utk mengobati sakit kritis yang diderita? Mengapa mau jual aset yang merupakan sumber penghasilan utama kita hanya utk mengobati sakit kritis? Mengapa tidak mau pakai uang dari Allianz saja disaat anda butuh biaya untuk pengobatan sakit kritis yang anda derita?
Segera ikut asuransi jiwa Tapro Allianz di saat anda masih sehat seperti sekarang ini. Jangan sampai anda sudah merasakan gejala gejala sakit, baru teringat akan asuransi. Apa anda tidak sayang sama keluarga anda?
Sama istri dan anak anak anda yang akan turut jadi beban saat anda terkena sakit kritis? Ingat, perusahaan asuransi manapun tidak akan menerima permohonan pengajuan asuransi anda lagi jikalau anda mau menunggu sampai anda telah terkena sakit penyakit atau sakit kritis baru mau masuk asuransi.
Anda tidak bisa berbohong tentang hal ini, karena hasil rekam medis anda dapat di periksa oleh perusahaan asuransi ke pihak rumah sakit baik di dalam maupun luar negeri dimana anda pernah cek up tau berobat.
Jadi mau mewariskan hutang yang menggunung atau mewariskan uang 1 milyar ke anak anak anda kelak, tergantung kepada keputusan yang anda ambil pada hari ini, saat ini.