Apakah menjalani pola hidup sehat sudah menjadi jaminan bahwa anda akan terkena penyakit kritis? Pasti anda pernah ketemu dengan orang yang tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak juga memiliki kebiasaan minum minuman keras, memiliki pola makan yang sehat, cukup beristirahat di malam hari, tapi pada akhirnya tetap bisa terkena sakit kritis, bahkan di usia yang relatif muda. Mengapa bisa demikian?
Karena banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang itu bisa terkena sakit kritis atau tidak. Bahkan dari faktor genetik juga bisa menyebabkan penyakit kritis menimpa. Jika telah dikaitkan dengan faktor genetik, maka mau hidup sehat seperti apapun, ancaman sakit kritis tetap bisa menyerang kapan saja. Bahkan yang namanya sakit kritis ini tidak pandang bulu. Sekalipun Anda adalah seorang ahli kesehatan, seorang ahli dari dunia medis seperti dokter, tetap saja anda beresiko untuk tetap terkena penyakit kritis.
Berdasarkan data dari WHO setiap orang apapun tanpa terkecuali, persentasenya untuk terkena penyakit kritis adalah sebesar 70%. Bahkan di Di Indonesia resiko masyarakatnya untuk terkena sakit kritis adalah sebesar 85%.
Berikut ini adalah video yang diambil dari acara Hitam Putih yang dipandu oleh Deddy Corbuzier yang menampilkan kesaksian dari seorang dokter yang merupakan nasabah Allianz dimana dia divonis terkena kanker ginjal padahal menurut penuturannya dia telah menjalani pola hidup sehat. Bayangkan seorang dokter juga bisa terkena sakit kritis.
Profesi sebagai seorang dokter sekalipun tidak menjamin bahwa diri anda akan kebal terhadap segala jenis penyakit kritis termasuk kanker. Pola hidup sehat juga tidak menjadi jaminan kalau anda akan terhindar dari yang namanya penyakit kritis. Akhirnya Dokter tersebut berhasil mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1,2 Milyar dari hasil klaim asuransi penyakit kritis yang dimilikinya.
Jadi apa tindakan yang harus diambil untuk mengantisipasi resiko terkena sakit kritis? Tindakan paling bijaksana yang bisa anda ambil untuk mengantisipasi kemungkinan terkena sakit kritis adalah dengan mengikuti jejak dari dokter tersebut yaitu membeli asuransi Penyakit Kritis dari Allianz. Karena hanya asuransi penyakit kritis dari Allianz yang mampu memberikan Uang Pertanggungan yang besar (ratusan juta hingga milyaran) tetapi dengan premi yang sangat terjangkau.
Memang banyak perusahaan asuransi yang menawarkan asuransi penyakit kritis ini, namun tidak semua menawarkan premi yang murah dan terjangkau. Banyak yang malah menyediakan Uang Pertanggungan yang sangat kecil sekali padahal di saat si nasabah terkena sakit kritis seperti kanker, tentunya banyak sekali biaya yang dia butuhkan untuk berobat. Bayangkan 1x kemoterapi saja memakan biaya berapa besar.
Saya pernah bertemu dengan bekas nasabah dari salah satu perusahaan asuransi lain yang mengatakan bahwa dia menyesal pernah menjadi nasabah di perusahaan asuransi tersebut. Karena dia melihat sendiri saat kerabatnya terkena sakit kritis, masa uang pertanggungan dari hasil klaim manfaat penyakit kritis yang cair hanya sebesar Rp 30 juta, padahal 1 bulan dia menyetor premi sebesar Rp 1 juta. Sejak saat itu, dia berhenti menjadi nasabah di perusahaan asuransi tersebut dan akhirnya memilih menjadi nasabah di Allianz.
Coba anda bandingkan sendiri, di Allianz, dengan premi yang sama yaitu sebesar Rp 1 juta per bulan, dia dapat memperoleh manfaat Uang Pertanggungan Penyakit Kritis sebesar Rp 1 Miliar. Jauh sekali kan perbedaaan nya. Ditambah lagi Asuransi Penyakit Kritis di Allianz melindungi seumur hidup (sampai dengan usia si nasabah mencapai 100 tahun), berbeda dengan asuransi penyakit kritis dari perusahaan asuransi lainnya yang hanya mengcover sampai usia nasabah mencapai 70 tahun yang artinya nanggung sekali melindungi nya.
Prinsip dari Asuransi Allianz adalah jika ingin memberikan perlindungan, ya jangan tanggung tanggung. Jika bisa memberikan perlindungan seumur hidup mengapa harus melindungi setengah setengah hanya sampai usia 70 tahun saja? Silahkan hubungi kami apabila anda ingin melindungi diri anda dari risiko terkena penyakit kritis. Beli Asuransi Penyakit Kritis Alllianz sekarang.