Tentukan Jumlah Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa Allianz yang Tepat adalah hal yang sangat penting dan krusial. Jangan sampai Anda memang punya asuransi Allianz namun ternyata uang santunan kematian dari asuransi yang dimiliki terlalu kekecilan sehingga tidak begitu bermanfaat dikala terjadi risiko.
Menjadi peserta asuransi jiwa Allianz itu selain karena kesadaran tapi yang tak kalah penting Anda harus sudah paham berapa besar kebutuhan Uang Pertanggungan yang di butuhkan agar bisa maksimal proteksinya untuk jangka panjang.
Banyak kesalahan para nasabah asuransi yang asal beli asuransi jiwa. Salah satunya tidak menghitung terlebih dahulu secara cerdas dan cermat berapa Uang Pertanggungan Jiwa (santunan) yang harus dia peroleh dan cukup untuk menggantikan penghasilan yang hilang.
Maksudnya bagaimana ?
Saat terjadi resiko hidup misalnya meninggal dunia pada seorang ayah atau pencari nafkah keluarga, otomatis sumber penghasilan keluarga terhenti. Atau saat terkena sakit kritis berkepanjangan atau mengalami kecelakaan sampai cacat total, ada masalah baru yaitu bila berhenti bekerja , otomatis akan kehilangan penghasilannya.
Nah jadi yang harus di pikirkan kan bagaimana nanti kelanjutan hidup / nasib keluarga yang menggantungkan hidupnya pada si pencari nafkah atau yang di tinggalkannya bukan ?
Contoh :
Seorang ayah sebagai pencari nafkah berpenghasilan Rp 15 juta per bulan, pengeluaran selama sebulan rata-rata Rp 14 juta , sisanya Rp 1 juta di tabung. Tiba-tiba si ayah terkena stroke dan harus di rawat cukup lama di RS dan di rumah. Karena penyakitnya tak kunjung sembuh , si ayah terpaksa di PHK oleh perusahaan tempat dia bekerja . Penghasilannya yang sebulan Rp 15 juta terhenti.
Selama di PHK dan belum bisa bekerja tentunya dia kehilangan penghasilan , sementara pengeluaran biaya hidup keluarganya terus berjalan dan semakin besar karena ada tambahan untuk biaya pengobatan. Tabungan lama-lama habis , akhirnya berhutang ke sana sini , jual aset dan harta benda yang ada. Masalah keuangan tersebut menyebabkan si ayah stress , kesehatannya makin memburuk dan kemudian meninggal, meninggalkan 2 orang anak yang masih kecil dan 1 istri yang tidak bekerja.
Untungnya Si ayah ikut asuransi jiwa,
Tapi ternyata masalah belum selesai…!!!
Uang Pertanggungan yg di peroleh dari asuransi terlalu kekecilan , yakni hanya Rp 100 juta saja karena preminya terlalu kecil saat beli asuransi. Lama-lama uang yang tersisa habis buat bayar hutang , cicilan-cicilan , biaya sekolah dll. Santunan meninggal yang di peroleh dari asuransi hanya cukup membantu untuk menghidupi si istri dan anak-anaknya sekitar 5 – 6 bulanan saja , waktu yang sangat singkat.
Mungkin si istri bisa saja mencari pekerjaan atau usaha , tapi itu pun kalau berhasil dan penghasilannya bisa menyamai gaji almarhum suaminya . Bila tidak segera mendapat pekerjaan, Kehidupan Si istri dan anak-anaknya terancam terlantar bukan ?
Itu artinya ,
- Uang Pertanggungan asuransi jiwa Allianz yg kekecilan tidak akan mencukupi bila di gunakan untuk membiayai pengeluaran keluarga dengan gaya hidup yang sama untuk jangka waktu yang lama.
- Uang Pertanggungan asuransi jiwa Allianz yg kekecilan tidak akan mencukupi untuk menggantikan penghasilan si ayah yang hilang untuk periode waktu yang cukup lama.
Semakin besar penghasilan biasanya akan di ikuti pengeluaran yang besar juga …
Pengeluaran untuk biaya hidup bisa menyedot 3/4 bahkan hampir keseluruhan penghasilan kita bila tidak ada pengelolaan keuangan yang baik.
1 . Gaya hidup
Biasanya akan semakin konsumtif seiring meningkatnya penghasilan . Bila Anda berpenghasilan Rp 10 juta per bulan , bisa saja pengeluarannya menyedot 75 -90 % dari penghasilan tsb. Kalau bisa berhemat dan mengelola , sisanya bisa di tabung atau di investasikan di deposito atau untuk beli asuransi.
Bila Anda hidup boros ,tidak menabung dan tidak punya asuransi , bisa di pastikan Anda akan mengalami kesulitan keuangan / kebangkrutan saat terjadi resiko hidup seperti meninggal , kecelakaan fatal sampai menyebabkan cacat dan terutama adalah sakit kritis. Kok kesannya menakut-nakuti ya ? Mungkin iya , tapi begitulah realitanya !
2 . Jumlah orang dalam keluarga yang jadi tanggungan
Semakin banyak jumlah orang dalam sebuah keluarga tentunya semakin besar biaya hidup yang di keluarkan. Anak-anak adalah faktor terpenting dan prioritas utama yang harus di perhitungkan secara cermat dalam menghitung kebutuhan Uang Pertanggungan asuransi jiwa atau asuransi sakit kritis si pencari nafkah. Kenapa ?
Karena namanya anak masih kecil pasti masih bergantung pada orang tuanya sampai waktunya mereka bisa menghidupi diri mereka sendiri. Punya banyak anak apalagi masih kecil-kecil tentunya harus di rencanakan pemenuhan biaya hidupnya, terutama biaya sekolah.
Saat beli asuransi si pencari nafkah (suami/istri) harus memperhitungkan semua biaya-biaya sekolah anak-anak sampai si anak mencapai jenjang minimal SMA atau kuliah dan bisa mandiri . Selain anak-anak , menanggung entah orang tua sendiri atau pun mertua yang ikut dalam keluarga kita , juga merupakan faktor yang harus di perhitungkan juga , apalagi bila mereka sudah pensiun dan tidak punya penghasilan.
3 . Hutang piutang
Hutang piutang bisa muncul karena memang kebutuhan , seperti untuk mengembangkan usaha, sehingga harus pinjam uang ke saudara, bank, rentenir dll. Atau berkaitan dengan gaya hidup, semakin besar penghasilan biasanya akan semakin banyak pengeluaran dalam bentuk hutang piutang. Biasanya hutang piutang berkaitan dengan gaya hidup itu berbentuk cicilan-cicilan, entah cicilan KPR rumah, kredit mobil, kredit motor, kartu kredit , dll.
Bila jumlah piutang semakin banyak, tentu harus di perhitungkan juga dalam Uang Pertanggungan asuransi yg di rencanakan. Tujuannya jelas agar keluarga tidak akan terbeban oleh piutang tersebut saat si pencari sakit kritis atau cacat dan kehilangan penghasilan atau meninggal. Punya hutang piutang memang salah satu dari 10 kondisi yang mengharuskan seseorang segera beli asuransi.
Lalu pertanyaan utamanya adalah :
1 . Berapa persen dari penghasilan yang harus di sisihkan untuk beli asuransi ?
Idealnya 10 %-20% yang harus kita sisihkan dari penghasilan untuk di belikan asuransi.
2 . Bagaimana cara menghitung kebutuhan Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang ideal itu ?
Ada berbagai metode, tapi secara umum semua berpatokan pada 3 faktor dalam menentukan dan menghitung besarnya Uang Pertanggungan asuransi jiwa Allianz yang di butuhkan yaitu :
1 . Berapa total penghasilan saat ini
2 . Faktor inflasi
3 . Rencana Lama pertanggungan (tahun)
Rumusnya :
((Penghasilan bersih x 12 bulan) + Inflasi ) x lama pertanggungan
3 . Berapa besar Uang Pertanggungan asuransi jiwa agar bisa mencukupi dan kenapa harus minimal seratus kali lipat dari penghasilan ?
Untuk amannya, Besarnya Uang Pertanggungan asuransi jiwa Allianz yang ideal memang harus ratusan kali lipat atau minimal seratus kali lipat dari penghasilan si pencari nafkah dalam keluarga.
Nah sudah tahukan kalau selain hanya sekedar memiliki asuransi jiwa Allianz, hal paling penting yang mesti diketahui juga adalah Tentukan Jumlah Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa Allianz yang Tepat karena jika uang pertanggungannya terlalu kecil maka manfaat nya juga tidak akan terasa saat terjadinya risiko.