Banyak suami yang saat ditawarkan asuransi jiwa Allianz malah mengatakan asuransi jiwa itu tidak ada gunanya. Karena si suami tidak dapat memanfaatkan uang santunan dari asuransi jiwa tersebut. Karena setelah dia meninggal baru kemudian uang santunan itu akan cair dan yang akan menerima uang tersebut adalah ahli waris yang ditunjuk oleh si suami selagi dia masih hidup, bisa istri atau anak nya. Atau bisa istri dan anak nya sekaligus.
Pernahkah terpikir oleh suami atau sekaligus seorang ayah ini, jika anak anak nya masih kecil, bagaimana nasib anak anak dan istri nya apabila tiba tiba dia dipanggil menghadap Yang Mahakuasa, mgkn karena kecelakaan atau terkena sakit penyakit yang parah?
Apakah pernah terlintas di benaknya dan membayangkan jika istrinya yang telah menjanda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal. Si istri mesti menjalani peran sebagai seorang ibu yang harus membesarkan dan mendidik anak anak nya sekaligus berperan sebagai ayah yang mesti mencari nafkah untuk menghidupi dirinya dan anak anak nya. Terasa berat bukan?
Dalam hal ini siapakah yang harus disalahkan? Ajal memang tidak dapat diramalkan kapan datangnya, namun risiko kematian bisa dipersiapkan dan diantisipasi dengan membeli asuransi jiwa Allianz. Dengan memiliki asuransi jiwa Allianz, artinya si suanmi/ si ayah telah mempersiapkan uang santunan bagi istri dan anak anak kelak apabila suatu saat dia pergi duluan meninggalkan mereka.
Menjadi suami sekaligus ayah, tidak boleh egois dan memikirkan diri sendiri. Perlu memikirkan kebutuhan anak istri juga. Bagiamana nasib mereka kelak jika tiba tiba suami/ayah meninggal duluan.
Padahal tanggung jawab untuk membesarkan anak anak ini kan menjadi tanggung jawab dari kedua orang tua nya. Bukan hanya tanggung jawab istrinya semata. Salah satu cara agar suami/ ayah juga dapat terus bertanggung jawab terhadap keluarganya tatkala dia telah meninggal dunia adalah dengan membeli asuransi kematian Allianz sejak dini.
Karena kematian tidak dapat diketahui kapan datangnya, memiliki asuransi kematian untuk berjaga jaga merupakan hal yang bijaksana. Apabila suatu saat suami/ayah meninggal maka anak anak dan istri akan diberikan uang santunan kematian oleh pihak asuransi. Istri dan anak anak tentu akan terbantu sekali dengan uang santunan itu.
Mereka bisa memanfaatkan uang itu untuk membiayai kebutuhan sehari hari, dipakai sebagai modal usaha, membayar biaya pendidikan anak sampai ke jenjang perguruan tinggi, dan lain lain.
Hidup adalah perjuangan, sehingga hidup tidak selalu manis. Banyak kepahitan hidup yang harus kita lalui, dan tidak bisa ditampik begitu saja. Setiap orang pasti mengalaminya, tetapi memang tidak sama antara satu dengan yang lainnya.
Seperti sebuah tantangan kehidupan bagi seorang Janda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal. Kenyataan ini sudah bukan lagi hal yang asing bagi kita, karena sering kita lihat ada di sekitar kita.
Ujian hidup tidak mengenal usia maupun keadaan. Yang sangat terasa adalah ketika sudah dewasa atau lajang sampai dengan sudah menikah atau sudah berumah tangga. Bahkan sampai tua pun masih mendapatkan ujian.
Ujian yang sangat terasa berat dan besar adalah ketika kita sudah berumah tangga. Penyatuan dua orang yang saling mencintai dalam satu ikatan suci pernikahan. Di awal kehidupan berumah tangga masih belum begitu dahsyat luka liku kehidupan itu.
Namun lama-lama muncul juga prahara. Apalagi setelah memiliki anak, maka kebutuhan akan semakin banyak. Bekerja hampir tidak mengenal waktu. Apalagi sebagai seorang ayah harus berlipat tanggung jawabnya. Rasa lelah menghinggapi dan akhirnya memicu permasalahan rumah tangga.
Bahkan istri pun juga ikut membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga dengan bekerja. Jadilah kini banyak Seorang Janda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal.
Jodoh yang tidak pernah ada yang tahu, bahkan maut pun tidak ada yang tahu. Sudah berjodoh, ternyata tidak bisa bersama selamanya sampai akhir jaman pun juga tidak ada yang tahu. Alhasil anak pun menjadi yatim atau tanpa ayah. Istri untuk menjadi janda.
Kesulitan hidup pun menjadi semakin berat, karena istri harus memiliki peran tambahan, yakni bekerja sebagai tulang punggung keluarga bagi anak-anaknya. Memiliki satu atau dua anak pun bebannya sama. Kebutuhan semakin banyak, apalagi untuk kebutuhan menyekolahkan anak. Anak harus tercukupi kebutuhannya dan mendapatkan semua haknya.
Belum lagi sangatlah berat mendapatkan status janda, karena di mata masyarakat janda itu lemah dan menjadi penggoda. Serba salah jika harus berurusan dengan laki-laki, karena adanya image janda penggoda, membuat semua orang yang berstatus janda mendapatkan imbasnya. Namun sebenarnya tidak semua janda seperti itu. Tidak ada wanita yang mau menyandang status janda.
Bagaimana Perjuangan Seorang Janda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal ?
Dibalik statusnya itu, seorang Janda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal. Mereka harus banting tulang menghidupi anak-anaknya. Padahal saat suaminya masih ada, pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan tangan sudah berat.
Di tambah kini dia harus bekerja di luar rumah. Nyinyir dan ejekan dari tetangga pun didapatkan, namun tidak pernah ada rasa malu, menyerah, atau bahkan rendah diri. Tetap fokus pada tujuannya, yakni untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya sampai besar.
Perjuangan seorang Janda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal adalah realisasi kehidupan bahwa wanita itu tangguh. Wanita itu tidak selemah yang kita bayangkan. Sudah banyak yang mampu membesarkan anak-anaknya sendirian.
Membesarkan bukan hanya memberikan makan, pakaian, dan mainan saja, melainkan juga menyekolahkannya sampai jenjang pendidikan yang tinggi. Kebanyakan memang hanya sampai Sekolah Menengah Atas.
Namun telah banyak juga janda yang mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai menjadi sarjana. Sukses memperoleh pekerjaan yang mapan. Saat itulah kemudian anak-anak sudah bisa dilepas karena sudah mendapatkan pekerjaan.
Penghargaan Seorang Janda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal sama halnya penghargaan yang diberikan untuk seorang ibu. Ibu yang rela mempertaruhkan hidupnya untuk kebahagiaan anak-anaknya.
Ibarat sepiring nasi bagiannya rela diberikan kepada anak-anaknya. Ibu hanya rela mengisi perutnya yang keroncongan setelah seharian bekerja hanya dengan segelas air saja.
Setiap peluh yang membasahi tubuhnya adalah perjuangan. Tidak peduli apa tanggapan orang lain, karena di mata orang lain, perjuangan itu masih tidak ada apa-apanya. Yang tahu hanyalah anak-anaknya.
Untuk itulah jangan menyepelekan adanya seorang Janda harus bekerja untuk cari uang sambil membesarkan anak seorang diri setelah suaminya meninggal hingga anak-anaknya sukses, karena belum tentu orangtua yang lengkap mampu melakukannya.
Nah sudah tahukan bagaimana beratnya perjuangan seroang janda untuk bekerja sambil membesarkan anak anak nya seorang diri. Oleh karena itu jangan meremehkan asuransi jiwa ya. Segera beli asuransi jiwa Allianz sekarang.
Dengan membeli asuransi jiwa Allianz dengan premi Rp. 500.000 per bulan saja, uang santunan kematian yang akan diterima juga jumlahnya juga sudah luamayan besar kok, apalagi jika saat mendaftar usia suami/ayah masih muda. Semakin muda usia saat membeli asuransi jiwa maka semakin murah premi nya dan semakin besar uang santunan kematian nya.