Miliki Polis Asuransi Tapro Allianz Sebelum Terlambat
Rani Maylani tiba-tiba menjadi wanita pemurung. Maklum, sebulan lalu, ibu dua orang anak ini baru saja terdiagnosa dan divonis oleh dokter sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta bahwa dia mengidap penyakit kanker payudara stadium tiga.
Kendati masih memiliki semangat hidup yang tinggi, wanita berusia 45 tahun ini akhirnya lebih memilih bersikap pasrah menerima kenyataan pahit tersebut. Apa boleh buat, keterbatasan penghasilan suami dan aset berharga yang dimilikinya membuat wanita malang ini hanya bisa meringankan penderitaannya melalui pengobatan alternatif.
Alasan Rani sederhana. Dengan pengobatan alternatif melalui media totok ular oleh seorang tabib di sebuah daerah di Jawa Barat, biaya yang dia keluarkan tidak sebesar biaya untuk berobat di rumah sakit.
Bayangkan saja, jika dia memilih untuk berobat di rumah sakit. Untuk tahap pertama saja, Rani sudah dijejali biaya operasi pengangkatan tumor yang bisa menghabiskan puluhan juta rupiah. Setelah itu, dia harus menjalani penyinaran di lokasi sekitar organ yang diangkat.
Penyinaran ini biasanya berlangsung lebih dari 15 kali dan tak kalah menguras isi dompet. Tahapan pengobatan lainnya adalah menjalani kemoterapi. Asal tahu saja, harga obat kemoterapi sekali suntik bisa Rp 2 juta–Rp 4 juta, belum termasuk biaya pelayanan dan penanganan medis lain.
Karena itu, Rani hanya bisa pasrah menghadapi Penyakit Kritis yang dia derita. Apalagi, dia hanya seorang ibu rumahtangga yang tak memiliki penghasilan tetap. Memang, di perusahaan tempat suaminya bekerja, ada tunjangan kesehatan untuk keluarga.
Tetapi sayangnya, plafon fasilitas ini tak bisa menutupi kebutuhan biaya pengobatan untuk mengobati penyakit yang diderita Rani. Tahu sendirilah, biaya pengobatan penyakit itu rata rata sangat mahal sekali. Jika hanya punya asuransi kesehatan rumah sakit saja tidak akan cukup untuk membayar itu semua. Minimal harus punya asuransi penyakit kritis.
“Suami saya hanya pegawai golongan rendah. Jadi, tunjangan kesehatan yang dia dapat hanya Rp 4 juta per tahun,” kata Rani, lirih.
Tentu saja, kisah miris seperti yang dialami Rani dialami banyak masyarakat negeri ini. Persoalannya, dalam kondisi seperti ini, apa yang harus dilakukan oleh mereka? “Kalau memang risiko penyakit yang dihadapinya cukup tinggi dan secara aset tidak mencukupi untuk pengobatannya, memiliki Polis Asuransi Penyakit Kritis perlu dipertimbangkan. Dimana tempat untuk membeli asuransi Penyakit Kritis ini? Ya, di sini. Di Allianz.
Di Allianz asuransi penyakit kritis ini namanya Asuransi tapro Allianz. Begitu seseorang terdiagnosa dan divonis dokter kalau dia terkena penyakit kritis, si penderita ini tidak perlu pusing mencari uang untuk biaya pengobatannya. Allianz telah mempersiapkan dana dari ratusan juga sampai milyaran yang akan diberikan secara tunai kepada si penderita tersebut. Si penderita penyakit kritis tidak perlu sampai jual aset untuk berobat. Semua disediakan Allianz.
Lalu jika ada program seperti ini, mengapa banyak orang yang tidak beli? Jawabannya hanya satu. Mereka tidak tahu kalau di asuransi Allianz ada program hebat seperti ini. Makanya sekarang sudah tahu kan. Kalau mau tahu lebih jelas, hubungi saja saya di nomor kontak yang tersedia di website ini ya. Nanti saya bantu untuk segala prosedur dan prosesnya.
Miliki Asuransi Penyakit Kritis Allianz Sejak Usia Muda
Setidaknya ada dua alasan dasar mengapa seseorang perlu memiliki Polis Asuransi Penyakit Kritis.
Pertama, biasanya penanganan Penyakit Kritis butuh biaya yang cukup besar sehingga coverage Asuransi kesehatan rumah sakit sudah pasti tidak akan mencukupi. Kenyataan yang saya temui di lapangan saat saya menawarkan asuransi adalah masyarakat umum hanya tahu kalau asuransi itu adalah asuransi kesehatan rumah sakit dimana saat seseorang dirawat inap di rumah saki, barulah manfaat asuransi nya akan digunakan.
Apabila tidak dirawat di rumah sakit, maka asuransinya tidak bermanfaat sama sekali. Asuransi kesehatan ini memang bagus untuk memproteksi masalah sakit penyakit yang umum seperti terserang tifus, demam berdarah, dan lain lain.
Tetapi jika terkena penyakit kritis yang berat berat seperti kanker, koma, gagal ginjal, serangan jantung dan lain lain, asuransi kesehatan rumah sakit seperti ini kurang bermanfaat. Ya terus terang saja saya katakan, meskipun saya sendiri juga banyak menjual asuransi kesehatan rumah sakit kepada orang orang, tetapi jika ketemu masalah penyakit kritis, asuransi kesehatan rumah sakit, tidak bisa membantu banyak.
Saya kasih ilustrasi saja, seperti masalah yang dialami ibu Rani di atas. Dia mencari pengobatan alternatif untuk berobat. Meskipun murah, pengobatan alternatif tetap butuh biaya kan? Tetap ada uang yang mesti dikeluarkan untuk berobat ke pengobatan alternatif, termasuk mengkonsumsi segala jensi obat herbal dan lain lain. Betul tidak?
Kemudian apabila si penderita penyakit kritis tersebut memilih untuk berobat di luar negeri, baik pengobatan alternatif juga atau pengobatan secara medis di rumahs sakit luar negeri karena dia merasa dunia kedokteran di luar negeri sudah lebih maju daripada di dalam negeri dan kesempatan dia untuk sembuh lebih besar daripada menjalani perawatan di dalam negeri, kira kira biaya apa saja yang perlu dia keluarkan?
Apakah cuma biaya selama dirawat inap di rumah sakit luar negeri sajakah? Biasanya orang yang berobat di luar negeri minimal pasti bawa salah satu anggota keluarga nya untuk menemani. Jadi perlu uang tiket pesawat untuk 2 orang kan, trus uang hotel/penginapan, uang makan selama di sana, dan apabila selain menjalani perawatan di rumah sakit, juga menjalani pengobatan alternatif di sana, tentu butuh uang lagi kan?
Pertanyaan nya apakah asuransi kesehatan rumah sakit akan mengcover biaya itu semua?
Tentu saja tidak. Asuransi kesehatan rumah sakit hanya akan mengcover biaya yang timbul pada saat si penderita itu menjalani perawatan rawat inap di rumah sakit.
Namun biaya lain lain seperti tiket pesawat, hotel untuk teman yang menmani, uang makan untuk teman yang menemani, biaya untuk pengobatan alternatif, uang untuk beli suplemen, dan lain lain, itu semua tidak diganti dan tidak dicover oleh asuransi kesehatan rumah sakit.
INGAT DAN CAMKAN INI BAIK BAIK. Asuransi Kesehatan Rumah Sakit tidak membayar dan tidak mengganti biaya di luar perawatan rumah sakit…Titik
Kadangkala biaya biaya tetek bengek yang kita pikir jumlahnya tidak seberapa itu apabila di kumpul kumpul, mungkin besar juga jumlahnya.
Lalu bagaimana caranya supaya biaya biaya di luar biaya rumah sakit itu bisa diperoleh dari Asuransi?Maksudnya saya mau asuransi bisa mengganti dan mengcover biaya itu? Caranya, BELI ASURANSI PENYAKIT KRITIS ALLIANZ. Anda hanya perlu telepon saya dan bilang 1 kalimat, saya mau beli asuransi penyakit kritis Allianz. Simpel kan…
Apakah asuransi penyakit kritis Allianz akan mengganti dan mengcover semua biaya itu? Jawabannya iya. Mengapa bisa demikian. Berikut saya jelaskan cara kerja asuransi penyakit kritis Allianz dan bedanya dengan asuransi kesehatan rumah sakit.
Pada saat seseorang terdiagnosa penyakit kritis seperti kasus Ibu Rani di atas dimana dia divonis dokter terkena kanker, maka apabila Ibu Rani memiliki polis asuransi penyakit kritis dari Allianz, maka dia bisa melakukan klaim ke Allianz dengan disertai bukti medis kalau dia terdiagnosa terkena kanker.
Kemudian dari hasil klaim tersebut, Allianz akan memberikan Uang Pertanggungan sebesar ratusan juta atau milyaran Rupiah (tergantung kesepakatan di awal pada saat membeli polis asuransi penyakit kritis).
Kita contohkan saja 1 Milyar Rupiah. Maka kemudian uang Rp 1 Milyar ini akan ditransfer langsung ker rekening tabungan pribadi si Ibu Rani. Nah berarti sekarang si Ibu Rani sudah punya uang Rp 1 Milyar di tabungannya.
Boleh gak dia pakai uang ini untuk berobat? Jangan kan dipakai untuk berobat, mau dipakai untuk beli rumah atau beli mobil, atau untuk jalan jalan keliling dunia, atau bahkan modal untuk buka usaha juga boleh. Karena uang Rp 1 Milyar itu sudah menjadi hak milik ibu Rani.
Semenjak Allianz mentranfer uang itu ke Ibu Rani, uang itu sudah menjadi milik Ibu Rani. Jadi terserah dia kan mau digunakan untuk apa uang itu. Termasuk mau dipakai untuk bayar biaya2 yang tadi seperti tiket pesawat, uang hotel, uang makan, uang obat obat herbal maupun biaya berobat alternatif. Semua bisa dibayar pakai uang itu.
Lalu kan jumlahnya cuma Rp 1 Milyar, apakah cukup untuk membayar biaya itu semua? Rp. 1 Milyar kan cuma contoh, jumlah nya bisa anda atur sendiri dengan saya, maunya berapa. Mau Rp 2 Milyar? Bisa juga. Jadi semua nya fleksibel.
Sebagaimana Anda tahu, biaya pengobatan Penyakit Kritis sangat besar. Oleh karena itu, UP yang ideal seharusnya juga tidak sedikit, yaitu antara ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Tinggal anda atur saja berapa premi yang mau anda bayarkan setiap bulan. Premi semakin tinggi maka Uang Pertanggungan yang diperoleh semakin besar. Jadi, Anda harus melihat kemampuan kocek pribadi untuk membayar premi tersebut.
Sudah tahu kan bedanya dengan asuransi kesehatan rumah sakit apa. Jika asuransi kesehatan rumah sakit, itu hanya mengganti biaya berobat selama dirawat di rumah sakit saja. Kalau cari tabib atau cari sinshe ya tidak bisa di klaim. Itu juga Allianz bayar langsung ke pihak rumah sakit, jadi tidak melalui anda. Sedangkan kalau asuransi penyakit kritis, anda yang diberikan uang oleh Allianz.
Kedua, saat seseorang mengidap Penyakit Kritis, umumnya kinerjanya menjadi menurun. Kalau sudah begitu, perusahaan tempatnya bekerja akan mencari pengganti sehingga dia tidak lagi memiliki fasilitas Asuransi kesehatan dari kantor.
“Lalu, kapan waktu yang tepat seseorang memiliki Polis Asuransi Penyakit Kritis Allianz?”
Semakin muda usia Anda ketika menjadi nasabah Asuransi Penyakit Kritis, akan semakin rendah biaya premi Asuransi yang dikeluarkan. Jangan sampai ketika Anda terserang Penyakit Kritis kemudian sembuh, baru berencana membeli Polis Asuransi.
Kalau sudah begini, biasanya tidak akan ada perusahaan Asuransi yang mau menerima karena anda sudah punya riwayat penyakit kritis. Meskipun anda sudah dinyatakan sembuh, tetap saja perusahaan asuransi akan menolak karena mereka tidak mau mengambil resiko apabila penyakit kritis tersebut berpotensi untuk kambuh lagi suatu saat.
Hidup hanya satu kali. Mengapa mau mengambil resiko menjalani hidup yang hanya 1x diberikan oleh Tuhan ini dengan menghemat uang premi yang tidak seberapa namun mengorbankan masa depan anda ?
Artinya jika anda berinisiatif untuk memiliki asuransi Penyakit Kritis dari Allianz pada saat ini juga, setidaknya anda masih memiliki secercah harapan apabila suatu saat anda terdiagnosa dan divonis dokter kalau anda terkena sakit kritis. Jika anda tidak memiliki asuransi penyakit kritis Allianz, maka nasib anda hanya akan seperti Ibu Rani tadi yang hanya bisa pasrah dan meratapi nasib.
Anda pilih yang mana? Pilihan ada di tangan anda. Semua orang memang memilih untuk sehat senantiasa. Tetapi masa depan penuh ketidak pastian. Karena itu persiapkan lah diri anda semenjak dini, mulai dari sekarang. Asuransi penyakit kritis Allianz tidak mahal kok. Premi mulai dari Rp. 300.000 per bulan saja, anda sudah bisa punya
Jangan menunggu sampai sudah terjadi, baru menyesal di kemudian hari. menyesal juga sudah tidak berguna karena hidup hanya 1x. Anda tidak bisa protes kan ke Yang Mahakuasa, dan mengatakan mengapa hidup tidak adil.
Mengapa saya harus terkena penyakit kritis, mengapa orang lain tidak. Mengapa harus saya yang kena? Anda tidak bisa merubah nasib atau takdir tapi anda diberikan pilihan saat ini dan anda bisa memilih untuk membeli polis asuransi Penyakit Kritis Allianz Sekarang.